Tahun 2017 lalu, internet dan gamer PC dibuat heran dengan satu game di katalog game horor baru di Steam. Ketika mayoritas game di kategori ini punya art atau banner yang gelap dan kelam, ada satu game yang mencolok dengan warna pink cerah yaitu Doki Doki Literature Club. Tidak hanya itu, game ini juga punya visual anime lengkap dengan karakter waifunya serta punya genre visual horor.
Siapapun yang melihat kehadiran DDLC saat itu pasti heran apa yang membuat game tersebut horor.
Karena gratis, mereka yang penasaran pun mencoba. Dari situ, DDLC kemudian menjadi cukup viral dan menjadi clut classic yang sangat menarik. Semuanya berkat kemampuan Dan Salvato dalam menghadirkan kejutan ke pemainnya.
Dari Game Waifu Jadi Horor

Sekilas, DDLC terlihat seperti game visual novel biasa. Kamu bermain sebagai siswa yang diajak bergabung ke klub literatur sekolah. Kebetulan, selain kamu yang satu-satunya siswa laki-laki, empat anggota lainnya adalah siswi perempuan yang cantik/lucu.
Dari situ, kamu akan menikmati pengalaman yang jadi tipikal game visual novel.
Kamu hanya diajak menikmati percakapan yang terjadi. Elemen gameplay-nya cuma membuat puisi dengan pilihan kata kunci yang tersedia.
Pilihan kata kunci yang berbeda akan memikat gadis yang berbeda pula. Tergantung siapa yang jatuh hati, kamu akan mendapatkan cutscene dan dialog khusus yang berbeda.
Dari situ, kamu mungkin merasa tinggal mengikuti progres cerita. Namun game ini kemudian tiba-tiba menghadirkan kejutan yang sangat tidak disangka.

Kejutan tersebut bukan hanya satu plot twist saja. Game yang kamu mainkan tiba-tiba menjadi sangat aneh. Game-nya tetap berusaha menghadirkan cerita dating sim, tapi di saat yang sama ada entitas asing yang berusaha mengubah pengalamanmu. Akibatnya, game yang kamu mainkan jadi penuh kekacauan, dan kamu sebagai pemain yang sudah terjebak di dalam tidak bisa melakukan apa-apa selain mengikuti apa yang terjadi.
Mengambil Kendali Dari Pemain
Selama momen ‘seru’-nya, DDLC sama sekali tidak berubah dari segi penampilan dan premis. Kamu tetap dihadapkan dengan UI dan warna-warna pink yang cerah, dan kamu tetap bermain sebagai anggota klub literatur untuk memikat salah satu gadis yang ada. Namun di tengah kekacauan yang membuat pemainnya tidak nyaman, DDLC merebut sesuatu yang harusnya kamu miliki: kontrol.
Apapun genre-nya, game biasanya memberikan kontrol untuk pemain. Meskipun setiap game punya batasan dan aturan yang harus kamu ikuti, apa yang ingin kamu lakukan tetap jadi keputusanmu sebagai pemain. Bahkan di game horor kamu tetap bisa mengendalikan bagaimana nasib karaktermu di hadapan monster mengerikan.

DDLC tidak memberikanmu kontrol tersebut. Apapun yang kamu lakukan, game ini seolah menyeretmu ke segala arah. Karena tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya, bahkan melakukan klik biasa saja jadi keputusan yang sangat berat. Inilah yang membuat DDLC sangat berkesan dan diperbincangkan banyak orang. Semuanya dikemas dalam sebuah premis dan visual yang sebenarnya bisa menjadi game visual novel anime yang lucu.
Kalau kamu belum pernah memainkan DDLC, kami sangat menyarankan kamu memainkannya langsung dan kalau bisa tanpa menyentuh spoiler sama sekali. Kamu akan menikmati pengalaman yang sejauh ini belum bisa ditiru oleh game lain.