5 Alasan Sekuel Baru Brigandine Sangat Ditunggu oleh Para Penggemarnya


Brigandine di PS1 punya banyak penggemar, tapi yang membencinya pun tak kalah banyak. Apakah game tersebut terlalu canggih pada zamannya?

Apa game yang paling kamu tunggu untuk terbit di tahun 2020 ini? Final Fantasy VII Remake? Cyberpunk 2077? Atau The Last of Us Part 2? Bagi sebagian gamer, jawabannya bukanlah judul-judul tersebut, melainkan Brigandine: The Legend of Runeseria yang akan dirilis pada tanggal 25 Juni nanti. Game ini merupakan sekuel dari Brigandine: The Legend of Forsena yang dulu muncul di PS1.

Kamu mungkin kurang familier atau malah belum pernah dengar nama Brigandine, apalagi kalau kamu gamer muda yang tak sempat mencicipi era PS1. Itu wajar, karena memang game ini sudah lama sekali tenggelam. Malah sepertinya tidak ada orang yang menebak bahwa akan muncul sekuel Brigandine di tahun 2020 ini.

Sebetulnya apa sih istimewanya Brigandine, sampai-sampai game lawas tersebut punya penggemar fanatik hingga sekarang? Apa daya tarik yang membuat game ini patut dicoba, apalagi di era sekarang? Berikut ini beberapa alasannya.

Perang Taktis dengan Setting Fantastis

Makhluk-makhluk fantasi kembali dalam Brigandine: The Legend of Runeseria | Sumber: Gematsu

Brigandine: The Legend of Forsena adalah game dengan genre strategy RPG, atau dikenal juga dengan istilah tactics. Pada zamannya, genre tactics bukanlah genre yang sangat mainstream, kalah populer dengan genre lain misalnya action atau JRPG biasa. Mencari game tactics saja sudah cukup susah, apalagi mencari game tactics yang bagus. Dan Brigandine termasuk salah satu yang terbaik.

Beda dari game tactics kebanyakan yang masih menggunakan medan pertempuran dengan sistem kotak-kotak alias grid, Brigandine justru muncul dengan inovasi berupa medan pertempuran segi enam alias heksagon. Fitur ini memberikan nuansa serta elemen strategi yang unik, bahkan jarang ditemui hingga sekarang.

BACA JUGA: Resident Evil 3 dan RE: Resistance Dijual Sepaket Karena Capcom Kekurangan Konten

Di samping itu, kamu tidak hanya mengendalikan tentara berwujud manusia biasa. Brigandine mengambil latar belakang dunia medieval fantasy yang penuh dengan makhluk-makhluk mitologi. Pasukanmu bisa terdiri dari para naga, gryphon, centaur, iblis, malaikat, dan masih banyak lagi!

Ciptakan Ceritamu Sendiri

Tentukan sendiri nasib kerajaanmu | Sumber: Brigandine Wiki

Kalau game seperti Final Fantasy Tactics atau Tactics Ogre banyak dipuji karena ceritanya dalam dan dramatis, Brigandine justru mengambil jalur lain. Memang ada cerita latar tentang sejumlah kerajaan yang saling berperang dan memperebutkan kekuasaan, tapi di luar itu, kamulah yang menentukan sendiri seperti apa jalan ceritanya.

Kamu bisa memilih kerajaan mana yang kamu kendalikan, beserta siapa karakter utamanya. Kemudian kamu akan merekrut karakter-karakter menarik, dan menempatkan mereka di markas-markas pilihanmu. Semakin luas daerah kekuasaan, semakin banyak pula markas dan kesatria yang kamu pimpin.

Selama permainan, aksi-aksimu menjadi penentu event apa yang terjadi. Event ini dipengaruhi oleh banyak hal, mulai dari kalender, pertemuan dengan karakter tertentu, hingga di mana suatu karakter kamu tempatkan. Luasnya variasi membuat Brigandine menyenangkan dimainkan berkali-kali, karena setiap kali main isinya bisa berbeda.

Tidak Ada Sekuel Selama 20 Tahun

Sumber: eStarland

Brigandine: The Legend of Forsena adalah game unik yang sulit ditemukan pembandingnya. Karena itu bisa dibayangkan betapa “desperate” para penggemarnya menunggu kemunculan sekuel. Akan tetapi ternyata Brigandine tidak pernah punya kelanjutan, bahkan sampai 20 tahun lamanya.

Entah apa penyebab pasti Brigandine tidak mendapat sekuel. Mungkin karena gaya permainannya yang tidak biasa sehingga game ini kurang populer di pasaran. Lagi pula, tren era tersebut adalah masa keemasan bagi game yang mengedepankan cerita dan cutscene berteknologi 3D canggih. Wajar bila game seperti Brigandine kemudian dipandang sebelah mata. Perusahaan pembuatnya, Hearty Robin, juga sudah lama tak terdengar kabarnya.

Brigandine: The Legend of Runeseria menjadi kebangkitan dari sebuah game yang unik setelah hilang selama dua dekade. Dikembangkan oleh Matrix Software dan diterbitkan oleh Happinet, game ini tidak banyak melibatkan developer aslinya selain komposer Tenpei Sato. Tentu para penggemar penasaran, apakah game ini akan bisa setara dengan Brigandine pertama.

Grand Edition yang Melegenda

Tidak banyak orang yang pernah memainkan Brigandine: Grand Edition | Sumber: LaunchBox

Ada satu kisah menarik tentang Brigandine yang sempat jadi legenda, yaitu keberadaan sebuah game berjudul Brigandine: Grand Edition. Game ini bukan sekuel, melainkan versi penyempurnaan atau remake dari Brigandine: The Legend of Forsena. Di dalamnya terdapat lebih banyak kerajaan untuk dipilih, penambahan musuh dan cutscene baru, segudang perombakan gameplay, bahkan fitur multiplayer!

Sayangnya, Brigandine: Grand Edition tidak pernah dirilis di luar Jepang. Jangankan memainkannya, membelinya pun sudah susah sekali. Bahkan di negara seperti Indonesia yang notabene mayoritas pemain bajakan di zaman itu, game ini tetap jarang ditemui. Brigandine: Grand Edition jadi semacam urban legend, semua orang pernah mendengarnya tapi sedikit sekali yang pernah memainkannya.

BACA JUGA: Game PlayStation 1 Paling Langka dan Mahal Saat Ini

Seiring internet makin populer, sebagian pemain akhirnya bisa mencicipi Brigandine: Grand Edition lewat emulator. Tapi untuk orang-orang yang tidak bisa berbahasa Jepang, pengalaman maksimal baru bisa dicicipi sejak tahun 2014 lalu ketika akhirnya ada proyek fan translation yang selesai.

Terlalu Canggih untuk Zamannya

Bisakah Brigandine sukses di tahun 2020? | Sumber: Gematsu

Brigandine: The Legend of Forsena sering disebut-sebut sebagai salah satu game strategi terbaik pada zamannya, bahkan yang terbaik. Tapi seperti sudah dibahas tadi, popularitas game ini sama sekali tidak sebanding dengan sejumlah judul lain yang lebih mengedepankan cerita. Sejumlah reviewer juga memberikan skor jelek untuknya, membuat game ini lebih diabaikan lagi.

Mungkin alasan Brigandine tidak diterima dengan baik di kalangan mainstream adalah karena game ini terlalu canggih atau terlalu aneh pada zamannya. Game dengan cerita non linier di masa itu belum umum beredar, apalagi di dunia console. Sekarang kita hidup di tahun 2020, kondisi industri game sudah berubah, penyebaran informasi jauh lebih luas, dan pasar semakin terbuka dengan genre-genre berbeda.

Semua faktor di atas memberi kemungkinan Brigandine: The Legend of Runeseria bakal lebih sukses dibanding pendahulunya. Walau tidak berhasil jadi mainstream pun, setidaknya game ini bisa mendapat lebih banyak apresiasi, dan hal itu tentu merupakan kesenangan tersendiri bagi penggemar. Apakah kesenangan itu benar-benar terwujud atau tidak, kita lihat saja ketika Brigandine: The Legend of Runeseria dirilis untuk Nintendo Switch pada tanggal 25 Juni 2020 nanti.


Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Ayyub Mustofa

Jarang main game sampai tamat kecuali untuk review. Menyukai hampir semua genre, dan hingga kini masih menunggu kemunculan Megaman X9.