Game Assassin’s Creed Terburuk Hingga yang Terbaik Versi Gimbot


Apakah game Assassins Creed kamu masuk daftar terfavorit kami?

Game Assassins Creed Terburuk Hingga Terbaik Versi Gimbot

Assassin’s Creed merupakan salah satu franchise yang sudah ada di industri game lebih dari satu dekade. Saat ini franchise besutan Ubisoft ini masih sangat laris dan ditunggu di pasaran meskipun banyak gamer yang mengatakan jika game ini sudah kehilangan identitasnya. Lebih dari satu dekade menemani, setidaknya sudah ada 11 game Assassin’s Creed inti yang menemani kita menghabiskan waktu.

BACA JUGA: 5 Makhluk Mitologi Nordic yang Diharapkan Hadir di Assassin’s Creed Valhalla

Gimbot kali ini ingin membuat daftar mengenai game Assassin’s Creed terburuk hingga yang terbaik dengan sedikit pembahasan ringan tentunya. Daftar ini mungkin jadi rekomendasi buat kalian yang belum pernah memainkan seluruh seri besar dari Assassin’s Creed ini. Tanpa basa-basi lagi, berikut adalah daftar mengenai game Assassin’s Creed dari yang terburuk hingga terbaik.

1. Assassin’s Creed III

Di sini kisah yang diangkat oleh Ubisoft adalah soal Suku Indian yang bertahan hidup dari gempuran tentara Inggris. Ya, karakter utamanya tentu saja adalah Connor Kenway yang merupakan anak dari suku Indian. Di sini Connor harus bergejolak karena ayahnya merupakan Templar yang harus dia bunuh. Di Assassin’s Creed III banyak mekanisme baru mulai dari eksplorasi di alam bebas seperti berburu hingga bisa menaiki ranting pohon, bahkan mengarungi lautan meski hanya sedikit.

Namun dari sisi misi dan cerita, Assassin’s Creed III cenderung membosankan karena konflik yang ditawarkan kurang begitu kuat dan menghibur. Dunianya juga cenderung sepi yang membuat kita hanya tertarik menyelesaikan misi utama. Yang lebih mengesalkan adalah Ubisoft kehilangan fokus soal Assassin’s Creed di Assassin’s Creed III usai memilih membunuh karakter utama, Desmond Miles.

2. Assassin’s Creed: Revelations

Penutup dari kisah Ezio Auditore de Firenze. Dari segi cerita, memang Assassin’s Creed: Revelation mampu menyajikan cerita yang sangat dahsyat dan memorable. Bagaimana tidak, di sini Ezio pada akhirnya bertemu dengan Altair, sang pendahulunya untuk pertama kalinya sekaligus menemukan rahasia besar.

Namun dari sisi mekanisme permainan dan misi, Assassin’s Creed: Revelation masih sama seperti game terdahulunya. Memang ada sedikit perubahan soal mini game bernama Tower Defense. Namun seiring berjalannya game, mini games ini bakal sangat boring. Selain itu, kehadiran senjata rahasia Ezio bernama Hook Blade juga tidak berpengaruh banyak terhadap gameplay dan pergerakan Ezio.

3. Assassin’s Creed

Tadinya bakal dibuat menjadi Prince of Persia namun Ubisoft justru malah menjadikan Assassin’s Creed sebagai IP baru. Ya, di sini pondasi soal pertarungan Assassin melawan Templar memang benar-benar luar biasa. Gagasan ini juga menjadi pondasi kuat dalam mengembangkan cerita Assassin’S Creed bertahun-tahun kemudian. Tapi sayang, Assassin’s Creed penuh dengan batasan dan cenderung tidak fun.

BACA JUGA: Hal-hal Menarik yang Muncul di Trailer Resident Evil Village

Assassin’s Creed punya misi yang repetitive, map sempit, hingga membuatnya membosankan. Kesan yang ditawarkan juga cenderung linier sehingga membuat kita tidak betah berlama-lama memainkan. Meski begitu, game ini punya potensi yang pada akhirnya berhasil diperbaiki oleh Ubisoft dan menjadikannya salah satu franchise terbaik.

Mungkin Assassin’s Creed ini cocok dimainkan bagi kalian yang ingin tahu asal usul Altair dan konfliknya dengan para Templar.

4. Assassin’s Creed Syndicate

Untuk pertama kalinya Ubisoft menanamkan dua jagoan dalam franchise Assassin’s Creed. Ya, di Assassin’s Creed Syndicate menghadirkan duo kakak beradik yaitu Jacob dan Evie Frye. Salah dua yang membuat game ini cukup menarik untuk dimainkan adalah karena Engine AnvilNext yang digunakan sudah sangat optimal sehingga performa di console dan PC bisa sangat baik.

Selain itu landscape Kota London juga digarap cukup baik. Namun sayangnya dari sisi side mission dan sisi gameplay, Assassin’s Creed Syndicate masih sama seperti versi sebelumnya. Semuanya serba tanggung karena Ubisoft memang memasukan berbagai perubahan sayangnya tidak digarap maksimal.

Misalnya saja kehadiran dari Rope Launcher yang cukup fun namun terkesan sangat dipaksakan. Selain itu adanya perang geng yang menarik di awal tapi sayangnya jadi sangat membosankan seiring berjalannya waktu. Assassin’s Creed Syndicate yang awalnya memiliki potensial menjadi membosankan pada akhirnya.

5. Assassin’s Creed: Unity

Kesalahan Ubisoft di game yang satu ini adalah mereka terlampau ambisius sehingga melupakan apakah game besutan mereka sudah sempurna atau belum. Mereka juga terburu-buru meluncurkannya sehingga pada akhirnya mereka rela merilis produk setengah jadi karena banyaknya masalah di dalamnya. Tapi jika melihat lebih dalam, sebenarnya Ubisoft banyak memasukan hal menarik di Assassin’s Creed: Unity.

Pertama, latar revolusi Perancis benar-benar menjadi sesuatu yang luar biasa, kedua adalah di sini kita untuk pertama kalinya bersinggungan dengan para Assassin dan berteman dengan Templar, kemudian yang selanjutnya Ubisoft membawa kembali unsur parkour setelah sebelumnya selalu fokus bertarung di laut. Parkour yang digarap juga sangat keren karena pergerakan parkour dari Arno selaku protagonist sangat menarik dilihat.

Meski banyak memasukkan hal bagus, Ubisoft juga memasukkan hal yang buruk yaitu fitur multiplayer dan micro transaksi yang semakin mencederai Assassin’s Creed: Unity. Tapi di sini juga Ubisoft untuk pertama kalinya memperkenalkan engine AnvilNext yang membuat Assassin’s Creed lebih dahsyat dari sisi visual.

6. Assassin’s Creed: Rogue

Mekanisme permainan dari Assassin’s Creed: Rogue tidak banyak berbeda dan cenderung benar-benar meniru Assassin’s Creed 4: Black Flag. Namun untungnya, Ubisoft berani memainkan ide mereka ke arah liar karena untuk pertama kalinya kita bakal bermain dan bertarung sebagai seorang Templar yang memburu para Assassins.

BACA JUGA: Game Pengguna Unreal Engine 4 dengan Visual Terbaik

Di sini cerita dibuat masuk akal dari sudut pandang Templar kenapa mereka harus memerangi Assassins. Namun selain itu, tak ada hal menarik lainnya. Assassin’s Creed: Rogue menjadi game terakhir yang rilis di console PlayStation 3 dan Xbox 360. Satu lagi, game ini juga jadi jembatan Assassin’s Creed: Unity.

7. Assassin’s Creed Odyssey

Ubisoft melakukan perubahan besar di Assassin’s Creed Odyssey seperti RPG yang makin difokuskan, map luas, percabangan cerita melalui pilihan percakapan, dan lain sebagainya. Tapi sayangnya, mapnya yang dibuat sangat besar justru menjadi bumerang tersendiri karena nantinya gamer bakal dibuat sangat sibuk dan bingung memilih misi.

Di samping itu, misi sampingannya juga masih cenderung terasa repetitive sama seperti seri-seri sebelumnya. Di samping itu, adanya pilihan dua jagoan juga cenderung kurang pas. Mungkin Ubisoft bisa hanya memfokuskan satu jagoan saja misalnya Cassandra saja. Satu lagi yang Gimbot kurang sukai adalah Assassin’s Creed Odyssey terlalu fantasi.

Di samping kekurangan-kekurangannya, Assassin’s Creed Odyssey menjadi game yang sangat layak dimainkan khususnya bagi yang suka dengan action RPG dengan gameplay yang sangat lama!

8. Assassin’s Creed 4: Black Flag

Game yang menyelamatkan Ubisoft dari jurang repetitive. Ya, disaat gamer merasa sudah bosan akan Assassin’s Creed, Ubisoft meluncurkan gebrakan baru untuk mengarungi lautan secara total. Benar, pertempuran kapal sebenarnya sudah diperkenalkan sejak Assassin’s Creed III namun di Assassin’s Creed 4: Black Flag, pertempuran kapal difokuskan.

Uniknya, Assassin’s Creed 4: Black Flag juga menceritakan soal bajak laut dan perjalanan laut. Kalian yang suka untuk menangkap ikan, kalian bisa memancing berbagai ikan terbaik di laut dengan ukuran besar. Game ini juga untuk pertama kalinya memungkinkan kita berenang di dasar lautan untuk melakukan eksplorasi.

Meski pembaharuannya tergolong minim, namun Ubisoft benar-benar cerdas dan pas mengaplikasikannya.

9. Assassin’s Creed Origins

Apa yang membuat Assassin’s Creed Origins jadi salah satu game terbaik milik Ubisoft? Singkat saja karena game ini memberikan arah baru namun tetap masuk ke dalam pakem cerita dari Assassin’s Creed. Di sini kita diperkenalkan sejarah soal Hidden Blade dan asal muasal penggunaannya. Di samping itu, kita juga diberikan gambaran berdirinya ordo Assassins dalam game tersebut.

Meski menggunakan Mesir sebagai fokus, namun unsur fantasy di Assassin’s Creed Origins masih ditoleransi karena hanya hadir di DLC saja. Untuk cerita utamanya, unsur fantasy menurut saya porsinya masih sangat kurang. Unsur RPG-nya juga masih setengah sehingga kita masih bisa menggunakan teknik-teknik pembunuh Assassins seperti seri sebelum game ini.

Yang paling memanjakan adalah di Assassin’s Creed Origins kita bisa mengeksplorasi piramida plus menyelesaikan misi sampingan menantang seperti mengalahkan gajah hingga bertarung bak Gladiator.

10. Assassin’s Creed: Brotherhood

Assassin’s Creed: Brotherhood memfokuskan diri di konflik Ezio dengan anak dari Rodrigo Borgia yaitu Cesare Borgia. Di sini Ezio memulai perjalanannya menjadi seorang Assassin’s yang andal untuk menaklukan Italia. Dari sisi cerita, sama sekali tidak bisa dikomplain karena cerita yang dibawa benar-benar sangat menarik.

Alur antara Desmond dan Ezio yang saling terkait membuatnya semakin menarik. Kekurangan satu-satunya adalah sedikit dan terasa repetitifnya misi sampingan. Namun meski begitu, ada satu misi sampingan andalan bernama Lair of Romulus yang mengharuskan Ezio mengeksplorasi sebuah dungeon rahasia di Italia. Di sini banyak puzzle yang harus kalian pecahkan.

11. Assassin’s Creed II

Ini dia game Assassin’s Creed terbaik yang bahkan hingga saat ini susah disamai oleh game-game sesudahnya. Sebagai sebuah game, Assassin’s Creed II banyak menghadirkan hal baru misalnya saja mampu berenang, stealth, hingga jalan cerita menarik yang menggabungkan kisah masa kini dan masa depan.

Di Assassin’s Creed II kita diperkenalkan banyak hal mulai dari gagasan Leonardo da Vinci hingga hal lebih mendalam soal Piece of Eden. Banyak sekali hal dari sisi cerita yang susah ditebak. Kita juga diperkenalkan asal usul Ezio di dalam game ini hingga menjadi seorang Assassins. Para kritikus mengapresiasi kehadiran game yang satu ini.

Untungnya standar tinggi yang dipaku Ubisoft di Assassin’s Creed II bisa mereka pertahankan di game setelahnya, Assassin’s Creed: Brotherhood.


Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
Will Ramos