Gemerlap industri game tak bisa dipungkiri merupakan salah satu yang terbesar saat ini. Dengan semakin majunya teknologi, para developer sering kali bersaing untuk membuat game mereka menjadi yang terbaik. Dengan begini para developer bakal mendapatkan pengakuan dari gamer di mana tentunya ujung-ujungnya akan bermuara pada profit yang mereka dapatkan.
Sebagai sebuah industri, industri gaming tidak ada bedanya dengan industri lainnya. Hal ini disebabkan di industri gaming terdapat banyak rahasia juga yang berhasil ditemukan oleh para ahli ketika mereka melakukan riset. Tentunya yang melakukan adalah para jurnalis game yang sangat niat membuktikan bahwa terdapat tirai yang seharusnya diketahui oleh para gamer.
Berikut adalah rahasia terbesar di industri gaming berdasarkan riset jurnalis-jurnalis game yang pernah terkuak.
1. Meninggalkan Proyek di Tengah Jalan? Tidak Akan Dilampirkan Pada Credit
Sebuah game AAA biasanya dirilis oleh banyak kru bahkan hingga 600 orang dan bahkan developer kenamaan seperti Rockstar Games bisa mempekerjakan lebih dari 1.000 orang. Tentunya dengan orang sebanyak ini mustahil bagi para kru untuk kenal satu sama lain. Bicara soal kru, ada satu rahasia di mana barang siapa yang meninggalkan proyek membuat game di tengah jalan, namanya tidak ada dicatat di post credit game.
Namun bagi beberapa developer, mereka cukup baik karena masih mau menampilkan nama orang yang hengkang di tengah jalan ini. Tentunya hal ini sudah biasa di industri game karena industri game tak seperti film di mana tidak ada pedoman hukum konkret di mana sebagian besar developer adalah non-serikat.
Konon Rockstar Games menghapus ratusan nama orang yang sudah membuat Red Dead Redemption 2 yang hengkang di tengah jalan. Tentunya menurut beberapa jurnalis, hal ini adalah hal yang cukup buruk di mana kredit biasanya penghargaan atas seseorang yang sudah bekerja membuat sesuatu.
2. Voice Actor Tidak Dapat Royalti
Salah satu perkembangan paling signifikan di industri game adalah bagaimana kinerja pengisi suara mampu membuat sebuah game tampak realistis. Tapi sayangnya, ada rahasia besar di industri game soal pengisi suara di mana mereka ternyata tidak mendapatkan royalti atas kinerja mereka. Hal ini jelas berbanding terbalik dengan industri film dan TV.
Sebagai contoh, Michael Hollick, yang menyuarakan protagonis Grand Theft Auto IV Niko Bellic, dibayar US$100.000 untuk bekerja selama 15 bulan menyuarakan karakter ini. Dia tidak dapat royalti meski Grand Theft Auto IV sukses meraup keuntungan US$500 juta dalam minggu pertama. Mungkin ini merupakan hal yang ironis.
BACA JUGA: Impresi Grounded – Konsep Keren, Eksekusi Menyenangkan
Peran pengisi suara sebetulnya memegang peranan yang luar biasa, bahkan untuk bisa menghadirkan sosok ikonik seperti yang dilakukan Matt Hamill ketika mengisi suara Joker di Batman Arkham Series. Namun apresiasi industri game terhadap para pengisi suara sendiri, Gimbot rasa cukup kurang karena aktor sulih suara ini rata-rata hanya dibayarkan berdasarkan kontrak saja, tidak lebih.
3. Bonus Gaji Bisa Tergantung Skor Metacritic
Tidak bisa disangkal bahwa sebuah review di industri game ternyata benar-benar sangat menentukan bagi karyawannya. Pada umumnya, konsumen biasanya memilih untuk melihat review dulu untuk membelinya. Tentunya Metacritic menjadi salah satu acuan dan bisa dibilang Metacritic merupakan Rotten Tomatoesnya industri game.
Konon skor di Metacritic bisa menentukan apakah karyawan sebuah developer layak dan berhak mendapatkan bonus atau tidak. Salah satu yang pernah terjadi adalah developer Fallout: New Vegas yang tidak memberikan bonus US$1 juta untuk karyawannya karena tidak mendapatkan angka yang diharapkan yaitu 85 di Metacritic.
Padahal dari sisi penjualan, Fallout: New Vegas meraih pundi-pundi keuntungan US$300 juta hanya beberapa minggu setelah rilis. Meski cara ini tidak diikuti semua developer namun tetap saja ini merupakan sebuah ironis khususnya jika memang sisi penjualan dari sebuah game ternyata laku keras.
4. Budaya Crunch! alias Kerja Keras Bagai Kuda!
Salah satu masalah penting di industri game adalah adanya budaya crunch atau lembur yang tidak manusiawi karena mempekerjakan karyawannya seperti sebuah kuda yang terus berlari. Setidaknya beberapa developer pernah melakukan hal ini misalnya saja Rockstar Games, BioWare, Treyarch, dan Epic Games di mana para karyawannya bisa bekerja 100 jam per minggu dalam situasi ekstrem.
BACA JUGA: 5 Detail Menarik Soal Persona 4 Golden Versi Steam
Tentunya ini membuat para pekerja tidur di kantor dan diperparah dengan karyawan yang tidak diberikan uang lembur atas dedikasi mereka. Tentunya budaya ini membuat mental para pekerja menurun di mana mereka bisa bekerja 16 jam per hari. Itulah yang membuat banyak pekerja di industri game akhirnya meninggalkan industri ini.
Sekarang, crunch menjadi rahasia terbesar yang sudah umum terjadi dan diketahui banyak gamer. Ironis sekali.
5. Game Online Dijadikan Mesin Judi dan Pencucian Uang
Kasus pencucian uang mungkin hal yang sudah menjadi rahasia umum di industri game. Ya, menurut Whatculture, beberapa game seperti Fortnite, Counter-Strike: Global Offensive, dan World of Warcraft pernah dijadikan alat cyber crime berupa aktivitas pencucian uang melalui kegiatan jual beli in-game item menggunakan uang sungguhan.
Kasus-kasus semacam ini kemudian mendorong Valve sempat menghentikan perdagangan currency di game CS: GO setelah menyelidiki di mana memang game tersebut dijadikan alat kejahatan. Tidak hanya soal pencucian uang, game online juga pernah digerogoti kasus perjudian yang lagi-lagi melanda platform gaming PC kesayangan kita, Steam.
Sama seperti pencucian uang, model judi ini mendapatkan tentangan keras dari Valve. Buntutnya, mereka lalu menyatakan bahwa kegiatan judi yang memanfaatkan Steam Marketplace adalah ja; ilegal, dan Valve benar-benar serius mengambil tindakan untuk menghapuskan praktik seperti ini di platform mereka.
