Rhythm game adalah genre yang cukup niche alias tidak mainstream tapi tetap punya basis pemainnya sendiri. Saat ini, genre ini punya banyak game yang bisa kamu mainkan di berbagai platform. Tapi sebelumnya, ada satu yang sangat populer tidak hanya di kalangan penggemar game rhythm tapi juga pemain secara umum yaitu Guitar Hero.
Saat ini serial Guitar Hero memang sudah tidak lagi populer bahkan di Indonesia. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa game ini menciptakan fenomena menarik tersendiri.
Lebih Familier
Sukses Guitar Hero terjadi karena banyak faktor. Meskipun sudah ada sejak rilisnya game seperti Parappa The Rapper, popularitas game rhythm baru benar-benar meledak secara global karena hadirnya Dance Dance Revolution di arcade. Seiring waktu DDR dan developer/publisher lain juga ingin mengikuti tren tersebut, tapi di home console seperti Playstation 2. Berbagai game kemudian muncul, tapi satu yang benar-benar populer adalah Guitar Hero.
Secara gameplay, Guitar Hero sebenarnya tidak jauh berbeda daripada game rhythm yang sudah ada. Tapi ada dua hal yang membuatnya berbeda dibanding game lain, yaitu aksesibilitas dan koleksi lagunya.
BACA JUGA: [Nostalgimbot] Menyimpan Save File Playstation dan Playstation 2 Dalam Memory Card
Mayoritas game rhythm saat itu masih hanya tersedia di arcade atau pertama kali diperkenalkan di arcade seperti DDR. Selain itu banyak juga yang harus dimainkan dengan keyboard, perangkat yang masih termasuk barang mewah di tahun 2000-an. Sementara itu Guitar Hero rilis di Playstation 2 dan meskipun bisa dimainkan dengan controller gitar, kamu bisa memainkan game ini dengan controller. Memainkannya dengan controller juga tidak sulit sehingga siapapun bisa mulai bermain.
Kedua, musik di Guitar Hero lebih “familier” di telinga banyak orang. Memang, lagu rock barat yang dihadirkan di Guitar Hero mungkin tidak terlalu terkenal atau mainstream. Tapi paling tidak irama musik rock barat jauh lebih familier jika dibandingkan dengan lagu anime atau electro tanpa vokal. Bahkan jujur ada beberapa lagu atau band yang kemudian saya cari karena mendengarnya dari Guitar Hero.
Hilang Ditelan Zaman dan Pembajakan
Layaknya banyak game populer, Guitar Hero kemudian mendapatkan sekuel. Tapi layaknya semua game di zaman itu, kamu tidak bisa menambah konten baru di game yang sudah ada. Jadi meskipun punya sekuel, konten atau koleksi lagu di satu game Guitar Hero akan sangat cepat “habis” dan kamu hanya berharap sekuel berikutnya rilis segera.
Di masa maraknya pembajakan kaset game, Guitar Hero mungkin jadi salah satu game yang paling sering dibajak di Indonesia. Tapi game ini tidak hanya dibajak, tapi juga “dimodifikasi” dengan memasukkan lagu-lagu lain, termasuk lagu Indonesia. Jika kamu pernah mengunjungi toko kaset game di sekitar 10-15 tahun lalu, kamu mungkin pernah melihat game bajakan Guitar Hero dalam berbagai versi dan koleksi lagu, mulai dari lagu band, pop, hingga dangdut tanah air.
Tapi jika melihat secara global, layaknya DDR, popularitas Guitar Hero juga cepat dimakan oleh waktu. Setelah sekuel keduanya, serial Guitar Hero langsung digeser oleh game rhythm lainnya mulai dari Rock Band hingga Just Dance. Lalu seiring waktu kedua game tersebut juga ditelan zaman. Saat ini hanya Just Dance yang mungkin masih relevan, tapi itupun jauh dari mainstream.
Hari ini, rhythm game ada di zaman terbaiknya karena satu game bisa terus diisi dan ditambah dengan berbagai lagu secara berkala berkat hadirnya koneksi internet. Selain itu banyaknya variasi platform dan kontrolnya memicu hadirnya game rhythm dengan gameplay yang sangat beragam. Sayangnya sebagai game dengan tema yang spesifik dan rentan akan hukum hak cipta dan gameplay yang sangat generik, Guitar Hero tidak akan populer meskipun hadir di zaman ini. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa game ini sempat jadi tren yang cukup signifikan di tahun 2000-an.