Menciptakan karakter iconic dari sebuah franchise atau serial game baru bukanlah hal yang mudah, apalagi di ranah game AAA. Membuat sebuah game dan karakternya bisa memberikan kesan dan sorotan secara global bukanlah hal yang mudah. Apalagi di saat yang sama developer juga harus bersaing untuk merebut perhatian media dan juga pemain melalui game mereka.
Tapi dari karakter-karakter baru yang muncul di tahun 2010-an, ada satu karakter yang sepertinya sukses mendapatkan status iconic. Karakter tersebut adalah Joel Miller dari serial The Last of Us.
Manusia Biasa dan Bukan Pahlawan

Sejatinya, Joel adalah seorang manusia biasa di dunia The Last of Us yang penuh dengan zombi akibat wabah jamur yang berlangsung hingga puluhan tahun. Ia tidak punya kekuatan super atau kekebalan terhadap infeksi jamur atau zombi yang melanda dunianya. Artinya begitu diserang dan digigit oleh zombi, ia akan mati atau ikut menjadi zombi.
Tapi bukan berarti ia sama sekali tidak berdaya. Meskipun sudah cukup tua dari segi usia, ia punya kemampuan fisik yang jauh di atas rata-rata. Ini membuatnya tetap bisa menghajar zombi atau bahkan melewati rintangan berat yang kamu lakukan di dalam permainan.

Sayangnya meskipun kuat dan mampu bertahan hidup hingga bertahun-tahun lamanya, ia jauh dari yang namanya seorang pahlawan. Sebaliknya, sejak pertama kali muncul di layar, ia adalah seorang yang cukup brengsek dan berdarah dingin. Ia adalah seorang yang apatis, brutal, dan tidak kenal ampun. Ia hampir tidak pernah tersenyum dan sangat sulit percaya dengan orang lain. Ia hanya ingin bertahan hidup dan akan melakukan apapun untuk itu, termasuk membunuh orang lain.
Karakteristik tersebut sebenarnya masuk akal di dunia yang penuh zombi selama puluhan tahun. Bertahan hidup sampai hari esok adalah hal yang sangat sulit, dan manusia membuat kelompok untuk bisa bertahan hidup selama mungkin.
Apapun harus dilakukan, termasuk menjegal kelompok lain jika perlu, dan sebagai karakter Joel paham dengan hal itu.
Sekali lagi, meskipun punya kemampuan untuk membantu orang lain, Joel pada akhirnya bukanlah seorang pahlawan.
Kembali Menemukan Harapan

Karakteristik Joel yang keras dan sulit percaya dengan orang lain mungkin sudah ada sejak awal cerita. Tapi sifat apatisnya terbentuk karena ia kehilangan putrinya ketika wabah zombi pertama kali muncul.
Meskipun sanggup bertahan hidup puluhan tahun kemudian, ia tidak punya motivasi apa-apa dan bertahan hidup tanpa alasan apapun.
Tapi situasinya berubah ketika ia bertemu Ellie, seorang anak yang kebal terhadap wabah zombi yang ada. Joel bertugas mengantarkan Ellie ke sebuah tempat untuk mengekstrak otaknya demi mencari vaksin untuk wabah zombi. Tapi seiring perjalanan dan berbagai interaksi, hubungan keduanya berubah. Joel perlahan menjadi peduli terhadap Ellie dan pada akhirnya menganggap Ellie sebagai putrinya sendiri.

Hubungan inilah yang perlahan mengubah Joel. Ia tetap seorang yang dingin dan keras. Tapi layaknya seorang ayah yang baik, ia juga berusaha memastikan keselamatan Ellie, meskipun itu berarti melawan pihak yang harusnya tidak ia lawan. Singkatnya, demi “putri”nya, Joel rela menjadi musuh dunia.
Dinamika inilah yang membuat Joel menjadi sangat berkesan sebagai karakter.
Ia bukanlah seorang pahlawan yang ingin menyelamatkan dunia, dan kamu mungkin tidak setuju dengan tindakan yang ia ambil sepanjang The Last of Us. Tapi meskipun begitu kamu paling tidak memahami alasan dibalik tindakan dan keputusan yang ia ambil. Joel adalah seorang yang apatis yang tiba-tiba kembali menemukan harapan dan orang yang ia sayangi, dan ia tidak ingin kehilangan itu untuk kedua kalinya.