Setiap tahun, British Academy of Film and Television Arts atau BAFTA memberikan sejumlah penghargaan kepada pencipta berbagai wujud karya seni, termasuk video game. Upacara BAFTA Games Awards 2020 telah dilaksanakan pada tanggal 2 April kemarin, meskipun hanya secara online. Sejumlah game hebat tampil di sana, termasuk di antaranya Disco Elysium, Death Stranding, Call of Duty Mobile, hingga Outer Wilds yang menyabet peringkat game terbaik tahun ini.
Ada satu penghargaan khusus yang cukup menarik perhatian di acara BAFTA Games Awards 2020 itu, bernama BAFTA Fellowship. Penghargaan ini adalah pengakuan tertinggi dari BAFTA, hanya diberikan pada orang-orang yang telah menciptakan banyak karya besar dan memberikan dampak substansial pada bidang seni.
Penghargaan BAFTA Fellowship tersebut tahun ini diberikan kepada Hideo Kojima sang kreator Metal Gear dan Death Stranding. Sekarang Kojima berdiri sejajar dengan tokoh-tokoh besar dunia seni modern, seperti Steven Spielberg, Gabe Newell, dan Shigeru Miyamoto.
Bersamaan dengan pemberian penghargaan, BAFTA juga menerbitkan sebuah wawancara yang cukup panjang dengan Hideo Kojima. Dalam wawancara tersebut kamu bisa menemukan kisah masa lalu Kojima, mengapa ia memilih masuk ke dunia game, dan masih banyak lagi. Berikut beberapa poin penting di dalamnya.
Tak Sangka Metal Gear Jadi Franchise Besar
Seri Metal Gear kini telah jadi franchise yang melegenda di seluruh dunia, padahal Kojima tidak pernah berpikir ingin menciptakan franchise sebesar itu. Awalnya Konami hanya menyuruh Kojima untuk menciptakan game perang seperti Rambo. Tapi Kojima menentangnya, dan justru menciptakan game dengan pesan anti peperangan yaitu Metal Gear.
BACA JUGA: [RUMOR] Ultah Ke-35 Mario, Nintendo Siapkan Super Mario Remastered Collection
Metal Gear pertama dirilis pada tahun 1987 untuk platform MSX2. Game ini ditargetkan untuk pasar yang sangat kecil, dan tidak dijual di Amerika. Bahkan ketika Metal Gear Solid dirilis untuk PlayStation secara global, Kojima tidak tahu betapa besar popularitasnya karena saat itu internet belum sebesar sekarang. Kojima baru menyadarinya ketika ia hadir di E3 2000 dan para penggemar memperlakukan dirinya seperti rock star.

Ketika menciptakan Metal Gear Solid, Kojima hanya fokus ingin menciptakan sebuah dunia yang ia sukai dan dapat memfasilitasi cerita yang ia sampaikan. Namun meledaknya popularitas game tersebut mendorong Kojima untuk lebih aktif dalam hal-hal di luar pekerjaan game developer biasa. Ia juga mengurus quality control, promosi, hingga manajemen studio, membentuk gaya kerja Hideo Kojima yang kita kenal sekarang.
Dampak Death Stranding pada Industri Game
Death Stranding menghadirkan sejumlah elemen yang cukup tak lazim pada zamannya. Mulai dari gameplay yang berfokus pada pengantaran barang, hingga sistem asynchronous multiplayer di mana para pemain dapat saling membantu. Kojima menyebut konsep game ini dengan istilah “Social Strand System”.
Sama seperti Metal Gear Solid yang menggunakan istilah “Tactical Espionage Action”, pada akhirnya istilah tersebut hanya digunakan untuk keperluan promosi game saja. Sementara di kalangan penggemar muncul istilah baru untuk menyebut genrenya secara umum, yaitu stealth. Death Stranding pun, menurut Kojima, nantinya akan seperti itu.

Kojima memprediksi bahwa sistem koneksi asynchronous yang dihadirkan oleh Death Stranding akan diadopsi juga oleh kreator-kreator lain nantinya. Alasannya adalah karena saat ini kita sedang hidup di era yang “mengabaikan koneksi”. Selepas Death Stranding, Kojima masih ingin mengeksplorasi tema tentang koneksi antar manusia ini lebih dalam, baik lewat game atau media lain.
Penggunaan “Teknik Terlarang” dalam P.T.
Proyek Silent Hills telah dibatalkan oleh Konami, namun P.T. hingga kini masih jadi salah satu “game” horor paling sering diperbincangkan. Meski hanya berwujud demo singkat, P.T. menyimpan banyak sekali rahasia untuk digali dan berhasil membuat pemainnya merasa ketakutan. Apa rahasianya?
Menurut Kojima, P.T. adalah sebuah eksperimen tentang cara memproduksi rasa takut dalam diri manusia. Pada dasarnya akar rasa takut itu tumbuh dari “sesuatu yang tidak diketahui”. Karena itu dari awal P.T. muncul, segala hal tentang game ini dibuat tidak bisa diketahui. P.T. adalah game yang misterius, diciptakan oleh studio yang misterius, tanpa adanya pengumuman atau info apa pun sebelumnya.

Strategi seperti ini menurut Kojima mampu meningkatkan rasa takut dalam diri pemain, dan ia menyebut P.T. sangat sukses sebagai sebuah teaser. Tapi ini teknik terlarang yang hanya bisa digunakan satu kali. Ia tidak bisa melakukannya lagi di masa depan.
Meski demikian, Kojima tetap ingin menciptakan game horor lagi. Bukan game horor biasa, tapi game horor yang akan menggunakan cara-cara revolusioner untuk menciptakan teror. Ia ingin game yang begitu seram sampai-sampai pemainnya tidak hanya mengompol, tapi sampai beol di celana! Kira-kira seperti apa game yang dimaksud, kita tunggu saja tanggal mainnya.
