The Game Awards merupakan salah satu acara penghargaan game yang digelar di akhir tahun dan merupakan salah satu acara yang cukup bergengsi. Di tahun 2019, acara The Game Awards bakal digelar pada 12 Desember 2019 dan menghadirkan beberapa game yang dianggap terbaik sepanjang tahun 2019.
Sebelum menjadi The Game Awards yang besar seperti saat ini, apakah kalian tahu asal muasalnya? Untuk memberikan pemahaman kepada para gamer, Gimbot bakal membahas mengenai sejarah awal dimulainya The Game Awards.
Dimulai dari Geoff Keighley

Pada tahun 1994, Geoff Keighley menjadi bagian dari acara penghargaan game pertama yang disiarkan di televisi yakni Cybermania 94: The Ultimate Game Awards. Saat itu Keighley masih berstatus sebagai remaja. Meski masih remaja, dia sudah dipercaya untuk menulis sebuah materi untuk para pembawa acara yang notabene merupakan selebritis.
Nama-nama seperti William Shatner dan Leslie Nielsen pernah menerima naskah dari Keighley. Tapi sayangnya, acara tersebut tidak sukses karena dianggap lebih banyak memasukan lelucon. Meski tidak sukses, banyak yang memberikan kepercayaan nantinya kepada Keighley untuk membuat sebuah acara mirip Academy Awards namun untuk industri video game.
BACA JUGA: Legendaris! Ini 5 Fakta Console PlayStation 1 yang Jarang Diketahui Gamer
Setelah menggali pengalaman di Cybermania 94: The Ultimate Game Awards, Keighley pindah bekerja di Spike Video Game Awards (VGA) dari tahun 2003 hingga 2013. Acara VGA terus menerus disiarkan di Spike TV setiap menjelang akhir tahun untuk nantinya memberikan penghargaan kepada para pelaku industri game.
Rebranding di Tahun 2013

Di tahun 2013, VGA mengubah namanya menjadi VGX untuk menggambarkan bahwa mereka lebih fokus kepada game generasi terbaru. Di sinilah akhirnya comedian Joel McHale dan Keighley menjadi host. Tapi sayangnya, di tahun 2013 ajang ini mendapatkan kritikan di tahun tersebut karena dianggap lebih fokus kepada game-game komersial.
Keighley yang berada dalam VGX sendiri kecewa dan memilih keluar serta tak pernah terlibat lagi dalam kegiatan itu. Sebagai gantinya, Keighley bekerja dengan sejumlah pelaku industri game seperti Sony, Microsoft, dan Nintendo serta beberapa penerbit besar lainnya agar dia bisa mendapatkan finansial untuk membuat ajang penghargaan serupa.
BACA JUGA: Bioshock Terbaru Diumumkan! Ini Beberapa Hal Menarik yang Harus Diketahui
Atas restu Spike, maka lahirlah penghargaan The Game Awards. Seperti yang harus diketahui, kekayaan intelektual soal nama Game Awards (VGX) memang menjadi milik Spike.
Kerennya, Keighley menggunakan konsep berbeda di mana acara The Game Awards disiarkan langsung secara live melalui console dan layanan Steam milik Valve. Hal ini dilakukan demi menjangkau audience yang lebih besar daripada hanya menggunakan Spike TV seperti sebelumnya.
Keighley Ingin The Game Awards Tetap Independen

Kesuksesan acara ini membuat Keighley didekati sejumlah jaringan penyiaran. Namun dia menolak karena ingin acara ini tetap bebas seperti apa yang dia kehendaki. Menurut Keighley, dia ingin menjaga agar acara ini tetap luar biasa di mana acara ini diperuntukan untuk merepresentasikan hal-hal positif terkait industri game.
Keighley juga mengatakan bahwa The Game Awards harus bisa menjadi motor pendorong buat beberapa game agar bisa diterima di pasaran. Memang harus diakui peran Keighley dalam membuat acara ini sangat luar biasa. Dia bahkan melakukan kerjasama dengan berbagai developer serta publisher untuk membuat acara tersebut semakin besar dan besar setiap tahunnya.
