A Plague Tale: Requiem menjadi salah satu video game yang paling ditunggu di tahun 2022. Pasalnya, ini merupakan franchise video game yang sempat booming beberapa tahun lalu. Meski dibuat oleh studio kecil, A Plague Tale Series sukses membayar keraguan penggemar video game dengan kualitas tinggi yang mereka tawarkan. Tak heran jika ekspektasi begitu tinggi di A Plague Tale: Requiem yang merupakan sekuel langsung dari game ini.
BACA JUGA: Review Bayonetta 3, Apik Dan Tidak Pernah Membosankan
Ingin mengetahui kualitasnya lebih jauh, Gimbot akhirnya mencoba video game yang satu ini. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah A Plague Tale: Requiem layak untuk dibeli dan dimainkan? Untuk menjawab hal itu kita akan membahasnya lebih jauh.
Berikut ulasan lengkapnya!
Lebih Brutal dan Dewasa dari Pendahulunya

Hal pertama yang bakal kita bahas adalah bahwa A Plague Tale: Requiem adalah video game yang lebih brutal dan dewasa dari A Plague Tale: Innocence. Di prekuelnya, sang jagoan yaitu Amicia tidak diperkenankan membantai lawannya.
Adapun cara membunuh lawannya terbatas yaitu hanya lewat headshot slinger milik Amicia dan juga lewat kekuatan pengendalian tikus Hugo. Sedangkan sisanya musuh bisa dibunuh lewat puzzle yang tersebar di map.
Di sekuelnya, unsur getir yang ada di franchise ini diperluas di mana Amicia bisa membunuh lawan dengan sejumlah cara mengerikan mulai dari mencekik lawan atau menusuk musuh dengan benda tajam. Kepribadian Amicia yang berubah setelah game pertamanya seakan memang nyambung dengan kebrutalan yang dia miliki di Requiem.
Setiap unsur brutal yang ada di game ini sama sekali tidak ditutup-tutupi. Kekerasan, gore, dan hal yang berhubungan dengan ini bisa dilihat sangat jelas dan dua kali lipat lebih terasa dibanding pendahulunya.
Susah Buat Player Baru, Mudah untuk Player Lama

Di Requiem, Asobo Studio tetap memasukan tutorial. Tapi tutorial yang disajikan cenderung terbatas. Buat pemain baru, mungkin mereka akan bingung, belum lagi pace ceritanya di awal permainan juga cukup cepat. Namun hal yang paling sulit adalah munculnya varian musuh yang kepalanya dilindungi helm sehingga kamu tidak bisa asal serang.
Di sisi lain, buat kamu yang sudah main seri pertamanya mungkin tidak akan kesulitan dengan segala mekanisme gameplay di Requiem. Meski harus adaptasi dengan segala hal baru, tapi setidaknya kamu sudah tahu landasan dari cara bermainnya, khususnya ketika harus menyelesaikan puzzle.
Dengan tingkat kesulitan yang lebih sulit sejak menit pertama bermain, kamu diajak berpikir keras untuk melewati setiap tantangan.
Ini menjadi keasyikan tersendiri bagi gamer yang suka gameplay stealth yang menantang.
Sepenuhnya Getir, Penuh Twist

Ditilik dari judulnya saja yaitu A Plague Tale: Requiem, gamer mungkin sudah bisa menebak jika kisah yang disajikan lebih getir dari prekuelnya. Kata Requiem jika dilihat lebih dalam ada hubungannya dengan jiwa yang sudah meninggal. Hal ini tentunya benar! Kisah yang disajikan memang lebih getir dan menyedihkan.
Ada banyak sekali twist yang membuat kamu terkejut di dalamnya. Setiap twist yang terjadi mungkin kamu tidak akan pernah sangka bakal terjadi. Buat gamer yang doyan dengan kisah-kisah seperti dark fantasy yang tidak menyajikan kesenangan di sepanjang permainan, ini bakal cocok. Tapi buat kamu yang berharap kisah fantasy yang menggembirakan, game ini tidak cocok buat kamu.
Mekanisme Permainan Lebih Luas

Selain membawa berbagai hal menarik dari prekuelnya, Requiem juga membawa sejumlah hal baru. Beberapa hal baru yang akan kamu temui adalah seperti mengumpat di bawah kolong meja, berlari melewati tantangan ala Crash Bandicoot, dan menusuk lawan dengan benda tajam.
Hal-hal baru inilah yang semakin membuat game ini terasa next gen sekali. Bahkan di beberapa momen kita tidak akan kepikiran bahwa Asobo meracik mekanisme permainan yang cukup detail buat game yang mengedepankan unsur stealth sebagai basis utama permainan. Dengan beragam hal baru, penantian selama empat tahun seakan terbayarkan.
Layak Beli atau Tidak?

Di Steam, Requiem dibanderol dengan harga Rp400 ribuan. Sedangkan di console Xbox, game ini dibanderol dengan harga US$59.99. Sedangkan di PlayStation Store, harga game ini dibanderol US$59.99 juga. Dengan harga segitu dan fitur yang sudah disebutkan di atas, apakah game ini layak untuk dibeli? Jawabannya iya, jika kamu suka dengan game single player tanpa ada embel-embel online.
Tapi jika kamu berharap lebih, tentu saja kamu tidak layak membelinya. Sedangkan buat pengguna console Xbox atau PC, cara paling worth untuk memainkannya adalah lewat Xbox Game Pass. Dengan begitu kamu bisa memainkannya tanpa harus membayar mahal.