Saat ini, game bisa diakses di berbagai tempat dan perangkat yang mudah didapat. PC dan console sudah mulai umum dijumpai, dan kamu sudah bisa memainkan game yang grafisnya terlihat oke di smartphone. Semua orang, mulai dari gamer hardcore hingga ibu-ibu di rumah bisa bermain game dan mengaksesnya dengan mudah.
BACA JUGA: [Nostalgimbot] Pac-man – Game yang Sederhana Tapi Canggih dan Berpengaruh
Tapi sebelum itu, tepatnya di tahun 2009, ada satu tempat yang jadi tempat jutaan orang bermain game. Tempat itu adalah internet atau lebih tepatnya media sosial melalui Adobe Flash, dan salah satu game yang populer saat itu adalah Farmville di media sosial Facebook.
Sebuah Selingan di Media Sosial

Farmville adalah game farming sim di mana kamu akan menanam tumbuhan, mengurus hewan ternak, dan mengambil hasil panennya. Dari hasil panen tersebut kamu kemudian bisa mengembangkan pertanianmu dan menanam lebih banyak tanaman atau memiliki lebih banyak hewan ternak. Siklus gameplay-nya tidak jauh berbeda dari game farming sim lain seperti Harvest Moon atau Stardew Valley.
Bedanya adalah untuk melakukan semua itu, kamu tidak perlu melakukan “kerja” yang menantang.
Kamu hanya perlu melakukan point and click lalu menunggu. Pilih bibit yang ingin kamu tanam, tunggu, lalu kembali setelah waktu tunggu atau waktu tumbuhnya selesai. Tidak ada elemen yang mengharuskanmu memiliki kemampuan motorik atau bahkan berpikir yang baik.

Tapi gameplay yang sangat sederhana ini mungkin cocok untuk platform game ini yaitu media sosial Facebook. Salah satu alasan untuk membuka media sosial adalah menghabiskan waktu di depan komputer.
Jadi karena kamu memang sudah menghabiskan waktu di media sosial, tidak ada salahnya bermain game seperti Farmville sebagai “sampingan.”
Faktor media sosial yang menjadi tempat berinteraksi dan saling berbagi juga membuat Farmville jadi semakin menarik. Salah satu keseruan bermain di Farmville adalah menghias pertanianmu jadi seindah mungkin, dan memperlihatkannya ke teman-temanmu sangatlah mudah. Selain itu kamu juga bisa mengunjungi pertanian temanmu untuk membantu atau saling adu “kesuksesan” yang kamu miliki dalam permainan melalui leaderboard. Ditambah dengan “fantasi” berupa kehidupan di pertanian seperti Harvest Moon, sulit menolak daya tarik Farmville.
Terlalu Banyak Konten, Minim Inovasi Gameplay

Sayangnya faktor sosial yang membuat Farmville sukses di dua tahun pertamanya perlahan jadi salah satu alasan game ini jadi menjengkelkan dan kemudian ditinggalkan banyak pemainnya. Alasannya sederhana: Semuanya jadi berlebihan dan terlalu banyak.
Awalnya, berkunjung dan mengurus pertanianmu selama beberapa menit. Kamu mungkin hanya perlu mengurus tanaman dan mungkin beberapa hewan ternak. Kamu mungkin juga bisa mengunjungi temanmu untuk membuat tanaman mereka tumbuh lebih cepat.
Tapi seiring waktu game ini mulai menghadirkan semakin banyak konten. Hal yang harus kamu urus dan perhatikan jadi semakin banyak, dan cara mendapatkan atau mengurusnya juga tidak lagi semudah biasanya. Kadang kamu harus melakukan share ke profil media sosialmu dan berharap temanmu membantu.

Lama kelamaan karena ada terlalu banyak hal yang diurus, Farmville jadi rutinitas yang menjengkelkan sehingga pemainnya semakin malas untuk bermain. Meskipun kontennya makin bertambah, gameplay untuk mengakses atau menikmati konten tersebut selalu sama. Seiring waktu, lama-lama Farmville-un jadi semakin membosankan.
Tidak hanya itu, karena banyaknya pemain yang saling share di akun media sosial masing-masing, semua orang jadi membagikan hal yang sama. Farmville merilis hewan ternak baru, tapi untuk mendapatkannya kamu harus melakukan share dan temanmu harus membantumumu. Lima menit kemudian timeline-mu akan jadi seperti kebun binatang. Saya yang saat itu juga bermain pun cukup muak melihat konten Farmville setiap kali saya membuka Facebook.
Jika dirilis sekarang, apakah Farmville akan gagal? Mungkin tidak, karena saat inipun game idle simulator dan banyak game smartphone menggunakan mekanisme “tunggu untuk mendapatkan reward” seperti Farmville. Sayangnya konten yang terlalu banyak tapi tidak diimbangi dengan inovasi dalam gameplay membuat game ini perlahan jadi membosankan dan bahkan dibenci beberapa orang. Zynga sebagai developer mungkin masih berharap dengan membuat sekuel yang tidak lagi terikat di media sosial.
Sayangnya citra game-nya yang buruk membuat Farmville jadi nama yang dilupakan.
