Ada yang menarik dari Grand Final MPL (Mobile Legends Professional League) Season 8. Sebelumnya, banyak yang memperkirakan akan tersaji duel El Clasico antara EVOS vs RRQ. Namun, yang terjadi adalah Royal Derby antara ONIC vs RRQ setelah ONIC berhasil menumbangkan EVOS di Final Lower Bracket. ONIC berhasil menjadi kampiun setelah mengalahkan RRQ dengan skor 4-3.
Beberapa hal yang mencuri perhatian adalah bagaimana kuatnya ONIC setelah menjalani 12 game tanpa henti dari siang sejak melawan EVOS dan berlanjut ke RRQ dapat terus tampil apik. Selain itu, game terakhir juga sangat penuh kejutan bagi semuanya baik dari tim ONIC, RRQ, caster, dan penonton itu sendiri.
Berikut beberapa analisis kemenangan ONIC atas RRQ di gelaran Grand Final MPL Season 8!
BACA JUGA: Susah Dicari! Ini 5 Skin Mobile Legends Paling Langka
Chemistry Roster yang Semakin Solid

Sepanjang Season 8 ini, ONIC Esports adalah salah satu tim yang tidak banyak melakukan perubahan roster. Hampir sebagian besar adalah roster yang memang sudah bersama sejak MPL ID Season 6 mulai dari Butsss, CW, Drian, Kiboy, dan Sanz. Tentu chemistry mereka sudah terbentuk jauh lebih solid di season ini.
Selain itu, ONIC juga memiliki rekam jejak pertandingan yang sangat stabil sepanjang Regular Season dengan berhasil mengamankan Upper Bracket. Berbeda dengan tim lainnya yang performanya naik turun bahkan setelah update patch terbaru pun permainan Sanz dkk masih sangat konsisten.

Sanz sendiri adalah core dari ONIC yang semakin terasah bakat bermainnya sebagai carry andalan selama season ini. Saat Grand Final di game pertama saja, Sanz berhasil mendominasi menggunakan Yi Sun-shin dan mendapatkan Savage terhadap semua pemain RRQ dengan damage yang sangat besar.
Butsss juga menunjukkan keahliannya bermain sebagai Sidelaner dan tampil di luar prediksi. Dirinya sempat mendapatkan MVP Regular Season 8 yang menjadi bukti bahwa Butsss yang sekarang jauh lebih berbahaya dan matang dibanding season sebelumnya. Hero andalannya seperti Esmeralda dan Yu Zhong mampu membuat tim RRQ menjadi sangat frustasi karena sulit ditumbangkan saat team fight.
Drian juga tampil konsisten dan menunjukkan performa apik selama pertandingan. Tidak ketinggalan CW yang jarang mendapat spotlight kali ini juga berhasil memberikan bukti bahwa dirinya adalah Goldlaner yang cukup handal. Kiboy yang season lalu sempat diremehkan juga tampil sangat garang di season kali ini.
Adu Mekanik yang Kencang Sepanjang Pertandingan

ONIC berhasil merebut dua game sekaligus dan memimpin 2-0 dengan draft pick yang apik. Menariknya, ONIC tidak membutuhkan bantuan Lord sama sekali dan berhasil memenangkan game pertama kurang dari 15 menit. ONIC juga berhasil membalikkan keadaan di game kedua berkat Aldous yang dimainkan oleh CW karena di late game Aldous dapat menghabisi Xinnn yang menggunakan Karrie dengan mudah. Butsss juga memainkan Yu Zhong untuk cover team fight saat RRQ menyerang sehingga RRQ tidak memiliki kesempatan sama sekali.
RRQ yang mulai membaca strategi ONIC, tampil disiplin dan bangkit di game berikutnya dan memaksa skor menjadi 2-1. Bahkan adu teriakan antara tim RRQ ke ONIC sempat memanaskan panggung turnamen terlihat dari Mic Check yang ditampilkan. Ruby yang dimainkan oleh Vynnn menjadi inisiator dan berhasil menculik satu per satu pemain ONIC. Terlebih Xinnn yang memainkan Claude juga memberikan DPS yang tinggi.

Meskipun sebelumnya Alberttt, Xinnn, Clayyy, R7, dan Vynnn dapat mendesak Drian dan Kiboy di base dan berhasil menang, ONIC membalasnya di game keempat setelah memenangkan beberapa kali team fight. ONIC akhirnya memainkan Cecilion sebagai Midlaner dan digunakan oleh Drian. Berbekal cover dari Hylos dan Paquito, Cecilion berhasil memberikan damage besar dari belakang dengan sangat terjaga. R7 yang saat itu tinggal sendirian tidak mampu menahan serangan ONIC.
ONIC hanya butuh satu kemenangan lagi untuk menjadi juara. Tetapi comeback is real, RRQ berhasil memaksa skor pertandingan menjadi 3-3 setelah memaksimalkan team fight yang ada. R7 yang tampil apik di game kelima menggunakan Uranus dengan sangat tanky melindungi Alberttt dengan Lancelot miliknya dan berhasil menyulitkan ONIC. Seakan terkena mental, ONIC malah tidak bisa tampil maksimal di game keenam dan kalah.
Kejutan Draft Pick di Game ke-7

Salah satu alasan kenapa game ke-7 bisa dimenangkan oleh ONIC adalah kejutan draft pick yang dihadirkan. Padahal RRQ sudah melakukan respect ban terhadap ONIC mulai dari hero X.Borg, Cecilion, Yi Sun-shin, Aldous, dan Hayabusa yang menyulitkan mereka sejak game pertama. Tentu ONIC juga melakukan respect ban terhadap RRQ mulai dari Ling, Pharsa, Ruby, Yve, dan Lancelot.
Secara mengejutkan, hero Selena (Banned 40x, Picked 10x, Winrate 40%) yang jarang digunakan muncul. Seperti yang kamu tahu, skill Abyssal Trap miliknya dapat diletakkan di rerumputan untuk membuka vision map. Terlebih, Abyssal Arrow miliknya dapat dimanfaatkan di early game untuk memberikan pressure kepada hero musuh yang sedang melakukan roaming di area sungai dari top lane hingga ke bottom lane.
Kejutan berikutnya adalah hero Popol & Kupa (Banned 43x, Picked 37x, Winrate 45.9%) yang dimainkan oleh CW. Dengan memainkan dua Marksman dan ditemani oleh Benedetta, Natan, dan Paquito, ONIC terlihat ingin bermain objektif turret dari early game. Terbukti pilihan draft ini sangat jitu sekali.
Selana sendiri dimainkan oleh Kiboy dan Popol & Kupa dimainkan oleh CW. Sepanjang permainan, Kiboy dan CW menunjukkan bagaimana pentingnya memiliki skill makro dalam penguasaan map. Jebakan dari Abyssal Trap dan Popol’s Surprise yang diletakkan di semua rumput berhasil memberikan vision map yang sangat luas bagi ONIC.
Puncaknya, di menit ke-10, team fight terjadi di bottom lane. Sebelumnya, Alberttt yang menggunakan Karina berhasil melakukan solo kill terhadap Drian dengan Paquito miliknya. Merasa unggul jumlah, tim RRQ berinisiatif melakukan team fight karena posisinya 4 (Vynnn, Alberttt, R7, Clayyy) vs 2 (CW, Sanz) dan Butsss menyusul dibelakang dengan Benedetta-nya. Saat itu, Kiboy memantau dari balik rerumputan menunggu momen.

Kiboy tahu pasti, Alberttt sebagai Jungler core milik RRQ harus ditumbangkan terlebih dahulu. Saat team fight akan terjadi, Kiboy melepaskan Abyssal Arrow ke arah Alberttt yang membuat Karina miliknya telat satu detik memasuki team fight. Vynnn memang saat itu sudah mati terlebih dahulu tapi momen Karina yang terkena slow dari Selena mengubah segalanya.
Selain itu, damage dari Sanz yang menggunakan Natan juga sangat sakit sekali. Alberttt, R7, Clayyy tumbang hanya dalam waktu beberapa detik. Xinnn yang berada di top lane langsung mengubah arah push ke mid lane tanpa mengetahui bahwa tim ONIC berniat melakukan end. Saat inner turret dan inhibitor turret milik RRQ dihancurkan baru Xinnn melakukan recall. Namun, semuanya sudah terlambat, Drian sudah respawn dan tidak mengizinkan Xinnn kembali ke base.
Hanya butuh waktu 30 detik bagi ONIC sejak team fight tadi dimulai untuk memastikan posisinya sebagai Juara MPL S8. Gelar yang sudah mereka tunggu sejak terakhir kali mendapatkannya di Season 3. Dan CW berhasil menjadi MVP di Finals. Congrats ONIC Esports!