Spoiler alert! Review ini menceritakan secara lengkap semua elemen yang ada di Cyberpunk 2077. Sebagai catatan, review ini diulas berdasarkan pengalaman bermain di PS4 termasuk setelah patch hotfix 1.05.
Ah, Cyberpunk 2077, game yang sangat dinantikan dan diantisipasi sepanjang tahun 2020. Wajar saja karena sosok dibalik pembuatnya adalah CD Projekt Red, sang developer yang sebelumnya memiliki mahakarya The Witcher 3: Wild Hunt. Semua orang berekspektasi sangat besar untuk game teranyarnya ini. Bruh, CD Projekt Red lho. Masa bikin game setengah hati. Gak mungkin kan?! Hahaha.
Terlebih, game ini sudah dikembangkan selama tujuh tahun (diumumkan pada Mei 2012 tapi trailer pertamanya meluncur pada Januari 2013). Mengusung gameplay open world dan dunia Cyberpunk, semua gamer mengharapkan permainan game yang belum pernah ada sebelumnya. Fantastis, bombastis, realistis. Begitulah iming-iming yang ditawarkan dari semua cuplikan Cyberpunk 2077 yang ada.
BACA JUGA: 10 Hal yang Harus Kamu Ketahui Tentang Johnny Silverhand di Cyberpunk 2077
Gegap gempita semakin menggila saat ajang E3 2019 yang menampilkan trailer terbarunya bersama hadirnya sosok aktor fenomenal Keanu Reeves yang mengumumkan tanggal perilisan pada 16 April 2020. Tetapi adanya banyak penundaan “yang katanya demi memberikan pengalaman game yang lebih baik” berujung pada tanggal perilisan game ini pada 10 Desember 2020 kemarin.
Tapi harapan dan kenyataan memang tidak selalu sejalan. CD Projekt Red yang berniat menjadikan Cyberpunk 2077 sebagai game penutup akhir tahun 2020 yang sempurna malah jadi petaka. Seperti makan buah simalakama, CD Projekt Red sepertinya tidak bisa menentukan apa pilihan terbaik untuk game ini. Terutama pilihan rilisnya game ini di last gen console (PS4 dan Xbox One) yang penuh masalah.
Narasi Padat nan Memikat, Namun Bikin Sambat

Selamat datang di Night City, kota di mana semuanya dimulai. Night City sendiri adalah penggambaran kota futuristik terbesar Amerika di California Utara pada tahun 2077 nanti yang dipenuhi dengan mayoritas penduduknya adalah robot dan manusia yang telah mengubah dirinya menjadi cyborg. Kota ini dikendalikan oleh perusahaan besar yang tidak dapat diganggu oleh hukum negara dan negara bagian. Sebuah masalah yang berujung pada perang antar geng untuk saling berkuasa.
Kamu akan berperan sebagai V, tentara bayaran yang jago bertarung serta terampil dalam melakukan peretasan sehingga banyak orang di Night City yang akan meminta bantuanmu untuk menyelesaikan masalah mereka. V nanti akan bertemu dengan sosok Johnny Silverhand dan membantunya untuk mengalahkan Arasakan Corporation, musuh lamanya. Latar belakang ini membuat narasi memegang peranan penting dalam Cyberpunk 2077.

Dalam urusan narasi, tidak ada masalah karena semua dialog benar-benar disampaikan dengan baik. Bahkan kamu bisa berinteraksi dengan satu orang hingga bermenit-menit lamanya. Sehingga aspek dialog mulai dari apa yang menjadi masalah, interaksi apa yang terjadi, pilihan dialog apa yang bisa diambil menjadi sangat krusial dan wajib dicermati jika ingin mendalami cerita Cyberpunk 2077.
Ini adalah salah satu elemen yang bisa dibilang bisa dibanggakan oleh CD Projekt Red untuk perilisan di last gen console karena memang narasinya sebagus itu. Hal ini juga dibantu dengan apiknya pengisi suara dari masing-masing karakter dan ekspresi mimik wajah yang baik, membuat interaksi dengan NPC menjadi lebih hidup.

Tapi narasi padat yang memikat ini bisa bikin sambat juga. Di awal permainan Cyberpunk 2077, kamu dapat memilih di antara tiga Life Path yang berbeda seperti Nomad, Street Kid, atau Corpo. Masing-masing pilihan akan memberikan prolog, opsi dialog, side quest yang berbeda-beda. Termasuk bagaimana kamu bertemu dengan Jackie Welles.
Misal, Nomad akan menampilkan kisah V sebagai pengembara yang bermula di Badlands dan Life Path ini memungkinkan kamu bisa mendapatkan informasi dengan bebas dari anggota nomaden lainnya seperti tentang kendaraan dan mesin. Street Kid akan memperlihatkan bagaimana V tumbuh besar di Night City dan bergaul dengan geng jalanan. Sedangkan, Corpo menampilkan V sebagai karyawan Arasaka Corporation.

Awalnya, ketiga pilihan ini terlihat sangat menarik karena kamu dapat menentukan latar belakang gaya hidupmu sendiri di Night City. Tetapi semua berubah ketika mengetahui bahwa urutan Main Mission yang dimainkan adalah sama. Ini yang bikin sambat, harusnya dengan perbedaan Life Path ini juga membuat jalan cerita setidaknya berbeda di beberapa bagian. Dengan begitu, ending yang didapatkan juga lebih bervariasi nantinya.
Alasan yang diutarakan oleh CD Projekt Red adalah mereka memang sengaja memotong beberapa bagian cerita untuk membuat game-nya menjadi lebih pendek. Hal ini berdasarkan pengalaman sebelumnya di mana banyak gamer yang tidak menamatkan The Witcher 3. Alasan ini seperti tidak masuk akal karena harusnya dengan memberikan tiga Life Path berbeda berarti gamer memang diminta untuk memainkan Cyberpunk 2077 lebih lama dengan versi dari masing-masing Life Path. Tidak hanya prolog tapi juga ending yang berbeda.
Visual Mempesona Tapi Bikin Sakit Mata

Night City memang menawarkan atmosfir kota yang berbeda dibanding kota-kota yang ada pada game open world lainnya. Night City jauh lebih padat, ramai, dan berwarna. Hampir tidak ada kekosongan dalam ruang publik yang diciptakan. Semuanya didesain secara detail termasuk karakter NPC dengan desain yang berbeda satu sama lain dan dialog yang akan diucapkan ketika kamu berbicara dengan mereka.
Kamu dapat melihat sendiri bagaimana megahnya bangunan tinggi berdiri kokoh milik perusahaan besar di City Center, hadirnya beragam orang imigran dengan budaya yang berbeda di Watson, komplek mewah bagi para elit di Westbrook, bagian pinggiran kota yang sedikit kumuh di Heywood, ketegangan dan kebisingan antar geng di Pacifica, dan industri pabrik yang ada di Santo Domingo. Bahkan kamu juga bisa mengeksplorasi Badlands, area di luar Night City yang berupa lanskap gersang.
Inilah alasan utama kenapa Cyberpunk 2077 dimainkan dalam perspektif first-person. CD Projekt Red ingin menunjukan betapa mahalnya desain lanskap kota yang mereka bangun. Night City sendiri memiliki hampir 2x lipat ukuran Los Santos di GTA V. Tidak jarang ketika menjalankan misi atau sekedar berkeliling, kamu akan berhenti untuk menikmati indahnya pemandangan lanskap atau futuristik kota yang penuh warna-warni. Terdapat fitur Fast Travel juga di beberapa titik yang memudahkanmu pergi ke tempat lain.

Sebagai peringatan, kamu harus berhati-hati ketika bermain karena tampilan first-person yang memberikan tampilan visual dengan banyak efek cahaya ini dapat membuatmu pusing atau seizures. Bagi kamu yang sensitif terhadap pemicu epilepsi seperti lampu dan pola cahaya berkedip, diharapkan memperhatikan peringatan ini.
Sayangnya, grafik visual yang mempesona bak game open world paling sempurna di tahun 2020 ini harus ternodai dengan cacatnya bug dan glitch yang ada di last gen console. Visual Cyberpunk 2077 di PS4 terlihat sangat buram dan hanya berjalan antara resolusi 720p-900p dan frame rate ketika mengemudi saat melewati area kota besar hanya bertahan sekitar 20fps. Angka 30fps biasanya didapatkan saat bertarung atau ketika eksplorasi misi di dalam sebuah bangunan tetapi itu pun juga sering turun juga ke 25fps. Namun, Cyberpunk 2077 bekerja baik di PS5 dengan mencapai 60FPS dan resolusi 1188p.

Tidak jarang kamu akan menemukan banyak NPC dengan tampilan kotak-kotak sehingga terlihat menyeramkan, karakter yang melayang, mobil yang menembus dinding, dan masih banyak lagi. Hal ini disebabkan sistem masih melakukan proses rendering ketika kamu mendekati objek tersebut. Frame rate drop ini jelas bikin sakit mata. Bayangkan kamu tidak dapat menikmati keindahan kota dengan resolusi grafik mumpuni di 60fps dan kamu akan kesulitan ketika bertarung sambil mengemudi.
Entah berapa kali saya pasrah dan malas untuk melanjutkan permainan karena tampilan visual yang memang tidak enak untuk dilihat dalam waktu lama. Aspek visual lainnya yang bikin tidak nyaman saat bermain adalah kombinasi dari mengemudi dan mini map yang ada di kanan atas. Semua fitur kendaraan diperhatikan sedetail mungkin dan kamu akan merasakan sensasi seperti mengemudikan kendaraan asli.

Nah, yang bermasalah adalah mini map, saat kamu mengemudi kamu hanya akan ditunjukan arahnya lokasi tujuan di mini map. Resikonya ketika kamu sedang mengebut, kamu akan sering kelewatan untuk berbelok atau sekadar balik arah. Hal ini cukup sering bikin emosi. Seharusnya ketika mengebut, mini map melakukan zoom out sehingga kita bisa memprediksikan jarak atau setidaknya buat penunjuk arah langsung di jalan seperti ketika kamu menyelesaikan misi balapan.
Fitur Kustomisasi Tanpa Cela Namun Banyak Celah

Kustomisasi di Cyberpunk 2077 terbagi atas tiga hal, yaitu latar belakang (sudah dijelaskan di atas), tampilan fisik, dan atribut. Harus diakui, kustomisasi tampilan fisik karakter di Cyberpunk 2077 memang sangat detail. Kamu dapat melakukan semuanya mulai dari menentukan jenis kulit, gaya rambut, aksesoris cyberware, tato, hingga jenis kelamin dan bentuknya. Kamu bisa menghabiskan banyak waktu di sini hanya untuk mendesain karakter V versi sempurna yang kamu inginkan.
Selanjutnya, atribut yang menentukan karakteristik V seperti opsi percakapan dan kemampuannya. Ada lima atribut mulai dari Body untuk stamina dan kemampuan bertarung jarak dekat, Intelligence untuk kemampuan hacking, Reflexes untuk penggunaan senjata tertentu, Technical untuk armor dan crafting, dan Cool untuk resistensi, stealth, dan serangan critical. Setiap atribut ini dapat kamu tingkatkan statusnya pakai Attribute Points untuk menaikkan level. Lalu, setiap atribut akan memiliki skill tree untuk meningkatkan kemampuannya tersendiri dengan Perks Point. Keduanya bisa didapatkan dari menyelesaikan misi.

Di awal kamu akan diberikan 10 Attributes Point. Jadi, kamu bisa menentukan sendiri bagian mana yang ingin kamu tonjolkan saat awal permainan dan nantinya di tengah permainan. Fitur ini sangat sempurna dan tanpa cela karena kamu bisa bermain dengan gaya bertarungmu sendiri. Kamu bisa memilih ingin jago dalam pertarungan jarak dekat atau mengincar one shot one kill dari kemampuan stealth.
Tapi fitur kustomisasi utama ini juga didukung dengan kustomisasi tambahan seperti outfit, senjata, dan cyberware yang ada. Outfit yang dikenakan akan memberikan tambahan armor atau efek tertentu, senjata bisa dilengkapi saat looting atau membunuh musuh dan dapat ditambahkan properti untuk meningkatkan kemampuannya seperti scope dan trigger, cyberware sendiri merupakan teknologi yang dipasang secara permanen di dalam tubuh yang memberikan kemampuan lebih kepada sistem saraf.

Yang menyebalkan, outfit yang tersedia tidak terlalu banyak ragamnya dan terkadang hanya dipakai karena status armornya lebih tinggi. Tidak jarang V terlihat sangat konyol karena dandanan bajunya dari atas sampai bawah seperti terlalu memaksakan. Senjata juga sangat sedikit jenisnya, kamu hanya akan menemukan senjata yang sama dengan status damage yang berbeda saja. Meskipun kamu dapat melakukan crafting senjata dengan blueprint tapi tetap saja kustomisasi senjata yang diharapkan ternyata tidak memenuhi ekspektasi.
Gameplay Combat Seru Tapi Terkadang Cupu

Dengan penjelasan kustomisasi atribut dan senjata sebelumnya, kamu dapat menentukan sendiri gaya bertarungmu baik jarak dekat atau jarak jauh. Bagi kamu yang tidak ingin terlalu banyak terlibat dalam pertarungan, kamu dapat meningkatkan skill perks atribut untuk damage dari handgun dan senjata lainnya. Terutama untuk headshot damage. Sehingga kamu bisa membunuh sembari stealth atau dari jauh.
Tetapi jika kamu ingin barbar, kamu dapat meningkatkan skill perks atribut untuk armor, resistensi, dan movement sehingga kamu lebih menikmati pertarungan jarak dekat dengan penuh aksi dan lebih seru.

Sayangnya, combat yang disajikan juga memiliki kekurangan seperti terlalu gampang untuk diselesaikan. Saat pertarungan biasa, saya kira beberapa musuh ketika sudah masuk di pertengahan misi (setengah jalan cerita), mereka memiliki AI yang lebih cerdas seperti melakukan flanking (memutar untuk mengepung) atau melakukan strategi khusus yang mengharuskan saya keluar dari tempat persembunyian dan membuat darah saya kritis. Ternyata tidak. Saya hanya takut kepada damage senjata mereka saja yang lebih besar.
Selamat Datang di Cybugpunk 2077

Melihat banyaknya bug dan glitch sebagai permasalahan utama, sepertinya game ini lebih cocok dinamakan Cybugpunk 2077. Lagian semuanya juga berawal dari marketing CD Projekt Red yang mengiming-imingi bahwa Cyberpunk 2077 adalah game yang berbeda dari lainnya. Menampilkan cuplikan berisi narasi dan gameplay yang menarik, jelas akan memberikan ekspektasi yang besar kepada gamer.
Namun, jika kamu memperhatikan secara detail setiap cuplikan yang ada dari awal sampai mendekati waktu perilisan game ini, sejatinya memang ada yang aneh. Misal, semua narasi marketing yang ditonjolkan mengatakan bahwa game ini akan dirilis untuk PC, PS4, Xbox One dan nantinya menyusul untuk penyesuaian di next gen console PS5 dan Xbox Series S/X. Artinya, sejak awal CD Projekt Red memang memberitahu kita bahwa game ini sangat playable di last gen console PS4 dan Xbox One. Tapi nyatanya tidak.
Lalu, mendekati waktu perilisan resmi, trailer yang beredar adalah footage dari PC, PS5, dan Xbox Series S/X. Tidak ada satu pun footage dari PS4 dan Xbox One. Dengan menampilkan grafik mumpuni di next gen console, wajar jika semua orang mengira bahwa game ini memang sangat sempurna secara visual. Tapi lagi-lagi tidak, game ini bahkan sangat cacat untuk dimainkan di PS4 dan Xbox One. Ketika ditanya kenapa ada banyak bug dan glitch di last gen console, CD Projekt Red hanya berdalih kalau mereka terlalu fokus melakukan pengembangan di next gen console.
Kesimpulan: Beli Sekarang atau Entah Kapan?

Bagi saya pribadi, Cyberpunk 2077 adalah sebuah mahakarya tetapi sebuah karya yang penuh dosa. Storyline, gameplay, grafik, semuanya sempurna jika saja tidak ada bug dan glitch yang menghantui sepanjang permainan dan CD Projekt Red bisa menambal beberapa bagian yang bisa dimaksimalkan. Ekspektasi yang besar malah berujung ambyar.
Dengan banyaknya alasan review Cyberpunk 2077 yang diutarakan di atas, kamu perlu tahu tiga hal. Pertama, jangan pernah melakukan pre-order dari game meski dari developer ternama sekalipun. Tunggu review yang ada, baca, baru kamu beli untuk menghindari kekecewaan seperti Cyberpunk 2077 ini .
Kedua, jika sudah terlanjur membeli Cyberpunk 2077 versi digital atau fisik, jangan di-refund dan tunggu update patch terbarunya (meluncur Januari-Februari 2021). Tetapi jika kamu tetap ingin melakukan refund, tidak apa-apa juga. Hanya saja, cukup sayang kalau kamu refund dan nanti ketika game-nya telah bagus, kamu balik lagi membelinya.
Ketiga, Cyberpunk 2077 ini sangat layak untuk dimainkan terutama bagi kamu yang suka dengan narasi game panjang, open world serta menginginkan pengalaman baru. Tetapi buat kamu yang belum membelinya, saya sarankan untuk menunggu update terbarunya, setidaknya sampai sebagian besar bug dan glitch dibereskan. Sehingga kamu dapat melakukan eksplorasi di Night City dengan V tanpa emosi jiwa.
Dan terakhir, saya selalu percaya bahwa CD Projekt Red tidak akan pernah mengecewakan penggemarnya 😉.
