Di masa lalu ada banyak sekali franchise game yang menemani hari-hari kita sebagai gamer. Tapi sayangnya tak semuanya bertahan karena sebagian justru harus hilang bak ditelan bumi. Tidak ada kepastian mengenai franchise–franchise tersebut.
Masalah pertama tentu dikarenakan tewasnya developer pembuat franchise tersebut sedangkan yang kedua adalah soal konflik antara kreator game dengan studio yang menaunginya sehingga masalah lisensi pada akhirnya membuat franchise tersebut tidak bisa dilanjutkan kembali.
BACA JUGA: 5 Game Franchise yang Wajib Kembali dari Kematiannya! – Part 1
Lantas apa saja franchise yang kita harapkan untuk bangkit kembali? Beberapa bulan yang lalu Gimbot telah membahas soal ini. Namun daftar yang dibahas hanya lima. Kali ini Gimbot bakal membahasnya kembali namun dengan menambahkan jumlah daftarnya menjadi tujuh. Mari kita bahas satu per satu!
Army Men

Army Men buatan 3DO menjadi salah satu game favorit yang dulu sering Gimbot mainkan. Di game ini kita menjadi seorang prajurit hijau yang harus bertempur demi mencapai kemenangan. Puncaknya adalah ketika Army Men menelurkan Army Men: Sarge’s Heroes 2 di mana cerita yang ditawarkan lebih menantang dan fitur yang disediakan lebih solid.
Di game ini kita bisa memainkan multiplayer split screen untuk saling membantai satu sama lain. Kurang lebih Army Men sudah memasukan unsur battle royale jauh sebelum PUBG hadir. Bicara soal petualangan single player, Army Men bisa dibilang adalah juara.
Stage yang dihadirkan sangat beragam dan penuh dengan tantangan. Tak melulu hanya membantai musuh untuk sampai titik tertentu, di game ini juga ada misi untuk melindungi teman. Dibangkitkannya Army Men tentu bakal membawa kenangan tersendiri bagi beberapa gamer yang sempat mencicipinya di masa lalu.
Silent Hill

Game yang cukup diantisipasi di masa lalu namun justru hilang arah dan akhirnya menghilang hingga saat ini. Silent Hill merupakan sebuah franchise yang menjadi pesaing utama dari Resident Evil milik Capcom. Jika Capcom dan franchise Resident Evil selalu berbenah diri, Silent Hill justru jatuh di tengah situasi panas antara Hideo Kojima selaku creator dan juga Konami sebagai developer.
Di masa lalu, tak ada yang meragukan bagaimana kualitas dari Silent Hill. Game yang satu ini membawa cerita yang cukup getir ditambah dengan jumpscare mengerikan di mana-mana. Bahkan beberapa monster yang ada di game ini menjadi salah satu yang paling ikonik.
BACA JUGA: Epic Games Store Gebrak Tahun 2020 dengan 3 Game Gratis!
Tapi sayangnya, seperti yang telah dibilang di atas, konflik antara Kojima dengan Konami membuat Silent Hill terhenti. Dulu sempat ada Silent Hill P.T yang digarap oleh Kojima dan Guillermo del Toro. Game ini berbeda dari Silent Hill yang kita kenal. Tapi sayangnya keluarnya Kojima dari Konami membuat proyek ini mandek. Bahkan demo yang sudah diluncurkan dibatalkan oleh sang empunya lisensi.
Alone in the Dark

Game survival horor 3D pertama yang pernah ada. Ya, Alone in the Dark di masa lalu merupakan salah satu game horor yang paling inovatif di pasaran. Bahkan pendekatan inovatif ini pernah menginspirasi Silent Hill dan Resident Evil.
Tapi sayangnya, dalam satu dekade terakhir, kita tak melihat sebuah game baru dari Alone in the Dark. Justru sebaliknya, franchise yang satu ini menghilang. Petaka terjadi di tahun 2008 ketika game terbaru dari Alon in the Dark gagal memenuhi keinginan gamer dan kritikus.
Hal ini semakin diperparah dengan garapan film Uwe Boll yang sangat buruk hingga akhirnya memendam nama Alone in the Dark sendiri. Tapi jika game ini masih ada yang mau menggarapnya dengan serius dan mengembalikannya ke akar, bukan hal mustahil jika nantinya banyak fans yang bakal melirik dan memainkannya.
Castlevania

Di zaman dulu, Castlevania merupakan salah satu game action RPG yang memiliki basis fans sangat luar biasa banyak. Puncaknya adalah ketika Konami menerbitkan seri Symphony of the Night yang legendaris di PlayStation 1. Bahkan saking kerennya franchise ini, ada sebuah genre baru yakni Metroidvania yang menggabungkan sistem dari Metroid dan Castlevania.
Tapi sayangnya, evolusi yang dilakukan franchise ini nampak sulit untuk menemui keberhasilan. Para developer seakan kesulitan untuk melanjutkan lore dari game yang satu ini. Memang jika dirunut, lore dari game ini cukup memusingkan dan rumit untuk dicerna.
BACA JUGA; 5 Pasangan Kekasih Terbaik yang Muncul Dalam Video Game – Part 2
Di tahun 2010, Mercury Steam dan Konami sempat mengambil sudut pandang cerita dari Raja Dracula, Gabriel Belmont. Dengan tajuk Castlevania: Lord of Shadow, game ini digarap berbeda di mana yang digunakan justru pendekatan God of War dan Devil May Cry yang mengandalkan permainan cepat beserta QTE yang memanjakan mata.
Tapi sayangnya, franchise ini hanya lanjut hingga Lord of Shadow 2 yang meluncur di tahun 2014. Di tahun 2019 sempat ada Castlevania: Anniversary Collection namun itu bukan seri baru melainkan bundle game ini yang memasukan seri-seri tertentu dalam satu game saja.
Prince of Persia
Ubisoft tergolong merupakan developer yang jenius dalam mengembangkan ide-ide baru. Bahkan terkadang, ide dari Ubisoft ini selalu sukses menjadi fenomena seperti halnya sistem towernya yang ia usung di masa lalu dan menjadi tren bagi game-game lain. Di masa lalu, mereka mengembangkan sebuah game bertajuk Prince of Persia.
Di game ini mekanisme pertarungan cepat dan parkour menjadi fokus. Ketika sebelum mengembangkan Assassin’s Creed, Prince of Persia adalah game single player terbesar yang mereka miliki. Namun sayangnya, ide Assassin’s Creed yang lebih menjual membuat Ubisoft pada akhirnya meninggalkan Prince of Persia tanpa kejelasan.
Ubisoft pun seakan enggan untuk mendorong franchise ini agar bersinar terang bersama Assassin’s Creed. Padahal di forum-forum game, masih banyak gamer yang mengharapkan jika game ini suatu saat dibuat kembali.
Tony Hawk Pro Skater

Salah satu game populer pada zamannya khususnya era PlayStation 1. Ya, Tony Hawk Pro Skater adalah game skateboard yang menyajikan aksi-aksi menarik di dalamnya. Kita benar-benar diberikan oleh visualisasi yang mendetail soal skateboarding di game ini. Yang paling tidak membosankan adalah mode campaign-nya yang menantang di mana jika menyelesaikan tantangan tertentu, gamer bakal bisa membuka berbagai stage rahasia.
Keinginan untuk membuat skor lebih tinggi membuat game ini selalu menyajikan tantangan baru. Tapi satu yang paling menarik tentu saja adalah game ini bisa dimainkan split screen bersama teman. Kita bisa mengadu skor tertinggi yang membuat game ini mengasyikan ketika dimainkan bersama.
Di masa lalu, banyak hal-hal unik di game tersebut misalnya saja hadirnya sosok Spider-Man sebagai karakter rahasia. Tapi sayangnya, developer yang membuat game ini tak menemukan formula yang tepat sehingga popularitasnya terus menurun dan akhirnya hilang.
Crysis

Sebagai gamer yang lebih mengandalkan PC, tentu rindu mendengar kata Crysis di mana yang paling mengesalkan adalah apakah PC kita mampu sekadar menjalankan game tersebut di setting terendah. Ya, Crysis adalah salah satu game yang membutuhkan spesifikasi PC kelas atas sehingga banyak benchmarker yang menggunakan game ini untuk membuktikan kualitas dari sebuah prosesor atau GPU.
Sejak meluncur di tahun 2007, memang kualitas cerita yang ditawarkan oleh game ini cenderung menurun. Namun visualisasi yang digarap lebih baik dan hidup dari sebelumnya. Terakhir kali game ini hadir menemani kita tahun 2013. Sejak saat itu entah kenapa Crytek selaku developer malah meninggalkan franchise yang namanya sudah cukup besar ini.
