Seri Metro harus diakui sebagai salah satu seri game terbaik yang pernah ada. Diluncurkan pertama kali di tahun 2010, Metro berubah menjadi sebuah benchmark untuk PC game seseorang. Mampu memainkan Metro dalam kualitas grafis tertinggi tentunya merupakan sebuah kebanggaan, mengingat Metro selalu digarap dengan kualitas grafis yang sangat ciamik.
Kesuksesan Metro sebagai sebuah franchise tentunya tidak luput dari kiprah tangan dingin sang developer, 4A Games. Sang developer selalu berhasil membuat cerita menarik di setiap game Metro. Kali ini Gimbot tertarik untuk mengajak kalian, para gamer mengetahui profil singkat mengenai 4A Games itu sendiri.
Lantas seperti apa sebenarnya perjalanan 4A Games di industri game? Berikut adalah profil singkatnya!
Awal Berdirinya

4A Games didirikan oleh mantan developer GSC Game World yaitu Andrew Pro Prokhorov, Oles Shyshkovtsov, dan Alexander Maximchuk. Ketiganya, bersama dengan Sergei Karmalsky membentuk sebuah tim inti untuk menggarap S.T.A.L.K.E.R.: Shadow of Chernobyl di GSC di tahun 2000an.
Tapi sayangnya ketika membuat proyek itu, Prokhorov tidak menyukai tindakan sang Chief Executive Officer (CEO) GSC, Sergiy Grygorovych yang lebih mementingkan uang dibandingkan karyawannya. Dia menahan royalti untuk game itu sementara sang game sebenarnya telah diproduksi oleh perusahaan.
BACA JUGA: Beli RTX Sekarang, Gamer Bakal Dapat Game Call of Duty Terbaru
Situasi ini semakin pelik ketika keduanya berselisih soal upah di tahun 2006. Konflik ini membuat Orokhorov serta dua programmer utama GSC, Shyshkovtsov dan Maximchuk untuk meninggalkan perusahaan dan akhirnya membuat studio baru bernama 4A Games.
Tujuan serta maksud membuat 4A Games sudah jelas, mereka ingin membuat perusahaan yang lebih baik dan mementingkan karyawan dibandingkan perusahaan milik Grygorovych.
Metro, Di Balik Kesuksesan 4A Games
Game pertama dari perusahaan yang satu ini adalah game bertajuk Metro 2033 yang merupakan sebuah adaptasi dari novel yang dikarang oleh penulis asal Rusia, Dmitry Glukhovsky yang diumumkan di tahun 2009. Game yang satu ini dirilis pada Maret 2010 untuk PC dan console Xbox 360.
Kesuksesan yang didapatkan oleh Metro 2033 kemudian mendorong mereka untuk mengerjakan sekuelnya yaitu Metro: Last Light yang diumumkan di Electronic Entertainment Expo 2011. Selama masa produksi, 4A Games mengalami masalah sehingga tanggal rilisnya yang tadinya ada di tahun 2012 mundur satu tahun hingga 2013.
Masalah paling dahsyat yang dihadapi oleh 4A Games ketika menggarap Metro: Last Light terjadi pada Januari 2013 ketika sang penerbit, THQ ditutup akibat kebangkrutan dan mereka terpaksa melelang properti intelektualnya.
Akhirnya, hak penerbitan franchise Metro 2033 termasuk dengan Metro: Last Light dijual ke Koch Media seharga US$5,8 juta pada 22 Januari 2013. Dijualnya franchise ini cukup baik untuk 4A Games karena mereka pada akhirnya mampu menyelesaikan proyek tersebut.
BACA JUGA: Super Kece! Ini 5 Modifikasi Console PlayStation 4 Terbaik
Metro: Last Light akhirnya dirilis pada 14 Mei 2013 dan diterbitkan oleh Deep Silver yang merupakan bagian dari Koch Media. Tak berhenti sampai di situ, pada 30 Maret 2014, 4A Games melakukan remaster untuk dua game Metro mereka dengan nama Metro Redux. Remaster ini dimaksudkan untuk console generasi kedelapan.
Sukses dengan kedua seri Metro, 4A Games mencoba sebuah game VR berjudul Arktika 1 di tahun 2017. Di tahun yang sama pula, 4A Games mengumumkan sebuah proyek baru di E3 2017 di mana pada akhirnya diketahui bahwa proyek ini merupakan proyek game Metro terbaru, Metro: Exodus.
Game tersebut rilis di tahun 2019. Selama masa pengenalan, game ini dipandang sebagai salah satu game dengan visualisasi grafis terbaik karena mendukung resolusi hingga 4K! Di tahun 2015, gamespot mengumumkan jika Metro Redux laku hingga 1,5 juta copy.
Kemungkinan angka tersebut bertambah terus menerus hingga hari ini. Untuk Metro: Exodus sendiri, game ini sempat masuk ke dalam pusaran kontroversi akibat gagal rilis di Steam dan pindah ke Epic Games Store. Game ini diklaim memiliki penjualan 50% lebih banyak dibanding pendahulunya.
Di Jepang, game ini terjual sekitar 17.513 unit fisik untuk PlayStation 4 hanya dalam 1 minggu peluncuran dan menjadi game terlaris nomor 7 untuk semua platform.
Sempat Pindah Kantor

Pada 12 Mei 2014 di tengah krisis Ukraina dan setelah aneksasi Krimea yang dilakukan oleh Federasi Rusia, developer asal Kiev, Ukraina ini mengumumkan sebuah studio baru dan memindahkan kantor pusat mereka ke Sliema, Malta untuk menjangkau pasar Eropa agar lebih mudah.
Tapi meski begitu, studio mereka di Kiev tetap beroperasi untuk wilayah Eropa Timur.
