Bisa dibilang, tahun 2020 ini menjadi salah satu tahun yang semarak bagi developer game Indonesia. Di tengah pandemi Covid-19 yang sampai saat ini belum diketahui kapan berakhirnya, beberapa developer game Indonesia tetap berprestasi dengan memborong berbagai penghargaan dan apresiasi dari dunia internasional.
Kemarin Gimbot sudah menuliskan salah satunya, Rocky Rampage dari Joyseed Gametribe yang berhasil masuk dalam daftar game kasual terbaik versi Google Play Store. Kali ini, giliran Gimbot untuk membahas A Space for the Unbound, game besutan Mojiken Studio asal Surabaya dan dipublikasikan oleh Toge Productions.
Selama tahun 2020, A Space for the Unbound berhasil menyabet banyak penghargaan, terutama dari dunia internasional. Mulai dari salah satu game terbaik di BitSummit Gaiden yang digelar bulan Juni; dilanjutkan dengan dua gelar di Sense of Wonder Night Tokyo Game Show 2020 (Best Art dan gelar tertinggi Grand Prix) hingga yang paling baru, menyabet gelar Best Storytelling di SEA Game Awards 2020 bulan November 2020 kemarin.
Belum lagi apresiasi yang diberikan Sony dengan menampilkan trailer A Space for the Unbound di channel resmi mereka (yang bisa kamu simak di atas). Hal ini semakin mengukuhkan posisi game ini sebagai salah satu game Indonesia yang paling ditunggu kehadirannya tahun 2021 mendatang.
Seperti apa sih A Space for the Unbound ini?
Sudah 5 Tahun setelah kemunculan perdana
Proyek A Space for the Unbound sendiri pertama kali diperkenalkan pada tahun 2015 lalu. Pada saat itu, Mojiken Studio mengadakan sebuah event pelatihan internal yang mereka beri nama MojikenCamp. Dalam MojikenCamp, masing-masing anggota studio diwajibkan untuk membuat sebuah prototype game untuk dikembangkan lebih lanjut.
MojikenCamp sendiri berhasil menelurkan banyak prototype game yang akhirnya dikembangkan lebih lanjut dan lantas menjadi populer, sebut saja seperti Ultra Space Battle Brawl dan She and the Light Bearer. Bagaimana dengan A Space for the Unbound? Apakah bisa sepopuler atau bahkan melebihi kedua game sebelumnya?
Nuansa Indonesia tahun 90an dalam balutan pixel art
Ingin tahu bagaimana suasana Indonesia di era 90an? Maka game ini cocok untukmu. Nuansa tahun 90an semakin kental dengan balutan pixel art yang cukup memanjakan mata.
A Space for the Unbound mengisahkan dua sejoli di SMA, Atma dan Raya. Di akhir masa sekolah, mereka menemukan ada sebuah kekuatan misterius yang muncul dan mengancam kehidupan mereka dan warga kota.
Tugasmu adalah mencari tahu kekuatan apa yang muncul tersebut dengan melakukan banyak interaksi dengan warga.
Salah satu konsep yang ditawarkan dalam game ini adalah space dive. Menggunakan buku merah ajaib, kamu bisa menyelami pikiran orang-orang yang kamu temui dan mengetahui masalah apa yang tengah mereka hadapi.
Di prolog yang sudah kamu bisa mainkan secara gratis, kamu dihadapkan dengan sebuah puzzle untuk mendapatkan kembali tongkat ajaib milik Nirmala, seorang anak kecil yg dikisahkan merupakan partner Atma dalam menulis cerita.
Tapi siapa sebenarnya Nirmala? Sepertinya kita harus menunggu sampai game-nya rilis untuk mendapatkan jawabannya.
Gameplay santai, bisa elus-elus kucing!
Bagi kamu yang suka dengan game yang mengutamakan story, maka game ini cocok buatmu. Gameplay yang ditawarkan cukup simpel: eksplorasi kota, berbicara dengan warga, dan selesaikan puzzle yang ada untuk mengetahui dan memecahkan masalah mereka.
Dan satu hal lagi yang cukup mengasyikkan di game ini: kamu bisa mengelus-elus kucing!
Kamu bisa berinteraksi dengan setiap kucing yang kamu temui dan mengelusnya. Belum ada dampak tertentu ke kisah ataupun gameplay keseluruhan sih, tapi menyenangkan lho!
A Space for the Unbound sendiri statusnya masih coming soon dan akan dirilis untuk PC, PS4, Nintendo Switch dan Xbox One. Sembari menunggu, kamu bisa men-download dan memainkan prolognya secara gratis di Steam.
Download prolog A Space for the Unbound gratis di Steam.
