Mengembangkan game jelas bukan hal yang mudah dan bukan sains yang punya formula pasti. Suatu hari studio dengan ratusan developer mungkin kesulitan merilis satu game, namun di saat yang sama satu orang sanggup membuat dan merilis Stardew Valley yang kemudian jadi kiblat sebuah genre.
Alasan gagal atau lamanya sebuah game rilis bisa beragam. Namun dari semua game yang sudah diumumkan dan tidak kunjung rilis, ada satu yang sudah mencapai status legendaris yaitu Yandere Simulator. Sayangnya legendaris di sini maknanya jauh dari positif karena game tersebut dan developer utamanya saat ini tidak lebih dari bahan tertawaan.
Hitman Anime yang Mendapatkan Momentum

Yandere Simulator adalah game di mana kamu memainkan seorang gadis SMA yang jatuh cinta ke seorang siswa di sekolahnya. Karena cintanya tergolong sangat obsesif, ia tidak terima melihat calon pacarnya didekati oleh gadis lain. Tugasmu adalah memikirkan cara untuk membasmi gadis lain tersebut agar kamu tidak punya saingat.
Kalau harus dibandingkan, Yandere Simulator punya kesamaaan gameplay dengan Hitman. Misi yang kamu emban harus diselesaikan secara diam-diam tanpa ketahuan dan memanfaatkan berbagai objek yang kamu temukan di sekitar.
Versi demo Yandere Simulator rilis saat tren YouTube cenderung mengarah ke video let’s play ala Pewdiepie di masa-masa awal. Sejumlah YouTuber memainkan versi demo Yandere Simulator. Dari situ, ditambah dengan premisnya yang unik dan bertema anime, game ini langsung menarik perhatian banyak orang.
Penuh Hambatan Atau Penuh Alasan?
Berkat popularitas yang diperoleh, developer Alex “YandereDev” Mahan kemudian mulai mengumpulkan sumber daya untuk menyelesaikan Yandere Simulator. Ia membuka halaman Patreon dan menerima donasi dari penggemar. Tidak hanya itu, beberapa penggemar juga secara sukarela mau terlibat dalam pengembangan.
Bahkan publisher Hello Neighbour tinyBuild juga bersedia ambil bagian.
Sayangnya dari situ legenda Yandere Simulator dan sang penciptanya juga terbentuk.
Sebagai developer, YandereDev bukanlah programmer yang mahir. Ketika kode komputer di balik Yandere Simulator dibuka, banyak yang menganggap bahwa ia sangat tidak kompeten. Harusnya ini tidak jadi masalah selama ia mau mendelegasikan tugas ke anggota tim yang baru ia rekrut. Hanya saja YandereDev sendiri punya ego yang tinggi dan hanya ingin segala sesuatunya dilakukan dengan cara yang ia anggap benar.
Bahkan kritik yang tujuannya konstruktif pun ditepis, membuat banyak tenaga yang awalnya mau berkerja untuknya jadi mundur.

Meskipun sering menghadirkan update mengenai pengembangan game-nya, YandereDev sendiri sepertinya tidak punya arah yang pasti. Seringkali ia memperkenalkan atau berencana membuat fitur-fitur yang sebenarnya hanya pelengkap dan sangat tidak penting.
Padahal gameplay utama untuk Yandere Simulator sendiri sebenarnya belum selesai.
YandereDev juga sering membuat alasan yang tidak masuk akal di balik proses pengembangannya yang lambat. Salah satu yang paling aneh adalah ia mengeluh menerima dan harus membalas sangat banyak email setiap hari, membuatnya tidak punya waktu atau fokus untuk mengembangkan game.
Akhirnya memasuki tahun kesembilannya, Yandere Simulator masih belum keluar dari proses pengembangan. Banyak yang menganggap bahwa YandereDev sengaja membuat proses ini sangat lambat agar ia bisa menyerap sebanyak mungkin uang dari donasi Patreon dan monetisasi YouTube selama mungkin. Kalau itu memang benar, berarti game ini sepertinya tidak akan pernah rilis hingga akhir hayat.